Menuju konten utama
Periksa Data

Membandingkan Korban dari Sisi Israel dan Palestina sejak 2008

Menurut data OCHA, korban konflik Israel-Palestina selama 16 tahun terakhir mencapai 165.582 orang.

Membandingkan Korban dari Sisi Israel dan Palestina sejak 2008
Header Periksa Data Korban Israel Palestina. tirto.id/Ecun

tirto.id - Konflik antara Israel dan Palestina kembali memanas selepas adanya serangan kelompok Hamas ke sekitar perbatasan Gaza pada Sabtu (7/10/2023).

Berdasar pemberitaan Al Jazeera, total korban jiwa dari pihak Israel sudah mencapai 800 jiwa dan 2.200 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Hamas per 9 Oktober 2023. Sementara dari pihak Palestina, lebih dari 500 jiwa yang kehilangan nyawa dan sekitar 2.700 orang mengalami luka akibat serangan balik Israel di Gaza, Senin (9/10/2023).

Jumlah ini menggembungkan lagi jumlah korban akibat konflik berkepanjangan antara dua negara di wilayah Timur Tengah ini.

Kantor Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs, OCHA) merekap jumlah korban konflik antara Israel dan Palestina sejak tahun 2008.

Dari data tersebut, sejak tahun 2008 hingga 19 September 2023, diketahui ada 6.407 korban jiwa dari pihak Palestina dan 152.560 orang yang mengalami luka atau cedera. Sementara dari pihak Israel, pada periode tersebut, ada 308 korban jiwa dan 6.307 orang mengalami cedera atau luka.

Jika jumlah korban yang luka dan korban meninggal dunia dijumlahkan, selama 16 tahun terakhir, ada sekitar 6 ribu korban dari Israel dan ada lebih dari 158 ribu korban dari pihak Palestina.

Dari data, terlihat bahwa pada tahun 2014, kedua negara mencatatkan korban jiwa paling banyak. Israel mencatatkan korban kematian sebanyak 88 jiwa sementara Palestina angkanya mencapai 2.392 jiwa.

Perlu diketahui bahwa pada Juni-Agustus 2014, memang terjadi eskalasi serangan antara dua belah pihak di Gaza. OCHA mencatat, ada peningkatan besar-besaran dalam penggunaan senjata api di Gaza pada 2014, dengan lebih dari 6.000 serangan udara oleh Israel dan sekitar 50.000 tank dan peluru artileri ditembakkan. Dalam operasi 51 hari itu, 1.462 warga sipil Palestina tewas, sepertiga di antaranya adalah anak-anak. Kelompok-kelompok bersenjata Palestina menembakkan 4.881 roket dan 1.753 mortir ke arah Israel pada bulan Juli dan Agustus 2014, menewaskan 6 warga sipil dan melukai setidaknya 1.600 orang. Ratusan warga sipil Palestina terbunuh di rumah mereka sendiri, terutama wanita dan anak-anak.

Palestina juga dua kali mencatatkan korban jiwa lebih dari 1.000 jiwa dalam kurun waktu tersebut.

Secara umum, OCHA juga menjabarkan lebih detil korban jiwa Palestina dan Israel dari 2008 hingga 2023.

Dari pihak Palestina, dari 6.407 korban jiwa (per 19 September 2023), 4.326 di antaranya adalah laki-laki dewasa, diikuti 1.162 anak laki-laki. Terdapat pula 626 perempuan dewasa dan 275 anak perempuan.

Serangan udara menjadi senjata yang paling banyak memakan korban. Lebih dari setengah korban jiwa dari pihak Palestina disebabkan karena ledakan dikirim pesawat tempur (3.212 korban jiwa). Diikuti kemudian oleh amunisi senjata langsung yang memakan 1.439 korban jiwa dan 219 korban jiwa akibat senjata ledak darat. Terdapat pula sekitar 1.500 korban jiwa yang diklasifikasikan karena senjata lainnya.

Jalur Gaza juga menjadi lokasi paling mematikan. Untuk korban jiwa dari Palestina, total 5.360 orang meninggal di Jalur Gaza, diikuti di Tepi Barat (1.007 korban jiwa), disusul oleh di wilayah negara Israel sebanyak 37 orang korban jiwa.

Sementara dari 308 korban jiwa dari pihak Israel (per 31 Agustus 2023) juga paling banyak adalah laki-laki dewasa (247 korban jiwa) diikuti oleh perempuan dewasa (36 korban jiwa), anak laki-laki (19 korban jiwa), dan anak perempuan (enam korban jiwa).

Dari sekitar 300 korban jiwa dari pihak Israel, sekitar 177 korban jiwa di antaranya adalah warga sipil dan 131 lainnya adalah angkatan militer.

Pihak Israel paling banyak kehilangan nyawa di wilayah Tepi Barat, sekitar 138 korban jiwa ditemukan di sana. Sementara di tanah mereka sendiri ada 117 korban jiwa, dan di Jalur Gaza ditemukan 52 korban lainnnya.

Sementara untuk korban cedera atau luka, korban cedera dari Palestina yang mencapai 152 ribu (per 21 September 2023), paling banyak adalah akibat dari penggunaan gas air mata. Jumlahnya mencapai 67.713 orang korban. Diikuti kemudian oleh mereka yang terluka karena peluru karet (23.766 orang korban), amunisi senjata langsung (17.578 orang), kekerasan fisik (5.173 orang), terhantam tabung gas air mata (4.989 orang), serangan udara (4.452 orang), dan senjata ledak darat (293 orang).

Laki-laki dewasa menjadi kelompok yang paling banyak menjadi korban cedera dari sisi Palestina. Lebih dari setengah korban, 83.723 di antaranya adalah laki-laki dewasa. Diikuti oleh anak laki-laki sebanyak 29.618 orang dan perempuan dewasa 8.953 orang. Anak perempuan yang menjadi korban luka mencapai 2.653 orang. OCHA juga mencatat ada sekitar 27.590 orang korban yang tidak sempat teridentifikasi.

Korban luka dari pihak Palestina paling banyak ditemukan di Tepi Barat (89.534 orang korban). Sementara di Jalur Gaza ada 62.935 orang korban cedera. Sisanya, ada 91 orang korban cedera dari pihak Palestina di wilayah Israel.

Dari pihak Israel, korban cedera juga paling banyak laki-laki dewasa (5.097 orang korban), diikuti anak laki-laki (496), perempuan dewasa (218), dan anak perempuan (28). Terdapat pula 468 orang korban cedera yang tidak sempat teridentifikasi usia dan jenis kelaminnya.

Dari 6.307 korban cedera dari pihak Israel (per 19 September 2023), sekitar 3/4-nya adalah warga sipil (4.735). Sementara dari kelompok militer ada 1.572 orang korban cedera. Korban cedera dari pihak Israel paling banyak ditemukan di wilayah mereka sendiri, tercatat 3.934 orang korban cedera. Di Tepi Barat terdapat 2.267 orang korban cedera dan di Jalur Gaza 106 orang korban cedera.

Jika ditotal, menurut data OCHA, korban dari konflik Israel-Palestina selama 16 tahun terakhir mencapai 165.582 orang. Ini pun belum menghitung tambahan korban akibat konflik pada Oktober 2023 ini.

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA DATA atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - Periksa data
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Farida Susanty