tirto.id - Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo sempat menjadi perbincangan beberapa waktu lalu karena tiga harimau yang sakit berujung meninggal. Diketahui kemudian kondisi kebun binatang ini juga terlilit utang pakan dan gaji pegawai yang menunggak.
Hingga opsi penutupan kebun binatang ini juga sempat dilontarkan oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution pekan lalu. Karena tidak sanggup membeli pakan satwa dan membayar gaji pegawai, maka opsi menutup Medan Zoo menjadi pilihan.
"Ada beberapa opsi kita buat, tentunya harus melihat segala aspek. Opsi dibuka, ditutup, kita opsi relokasi pastinya opsi-opsi yang sudah kita list (daftar)," ungkap Bobby, sebagaimana diberitakan Antara.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Medan Afif Abdillah menegaskan penutupan Medan Zoo atau Kebun Binatang Medan bukan merupakan pilihan yang layak walaupun tiga ekor harimau mati.
"Kami sangat prihatin atas kondisi Medan Zoo saat ini. Tetapi saya tegaskan, penutupan bukan opsi yang layak untuk dipertimbangkan," kata Afif di Medan, Senin (15/1/2024).
Legislator ini menjelaskan penutupan Kebun Binatang Medan ini sama sekali bukan suatu pilihan yang perlu dimasukkan ke dalam daftar solusi untuk menjadi bahan pertimbangan.
Kondisi Medan Zoo memprihatinkan karena terlilit utang pakan dan pegawai belum digaji seharusnya membuat Pemkot Medan bekerja keras mempertahankan keberadaannya.
Medan Zoo memiliki jumlah kandang 76 unit dengan satwa sebanyak 255 ekor terdiri atas 163 ekor aves, 60 ekor mamalia dan 32 ekor reptil di lahan 10 hektare dari total seluas 30 hektare.
"Kami sangat menyayangkan kalau pemerintah sampai memasukkan opsi penutupan Medan Zoo ke daftar pilihan solusi. Kalau pemerintah menyerah, mau bagaimana lagi nasib Medan Zoo itu," katanya.
Politikus ini menawarkan pilihan bekerja sama dengan perusahaan swasta, baik lokal maupun nasional agar menjadi "bapak asuh" setiap jenis satwa akibat belum adanya investor mengelola kebun binatang ini.
"Misalnya perusahaan A menjadi 'bapak asuh' satwa gajah, perusahaan B 'bapak asuh' rusa, perusahaan C 'bapak asuh' harimau, dan seterusnya," tutur Afif.
Bantuan Pakan Satwa Medan Zoo
Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) saat ini tengah membantu penanganan permasalahan satwa di kebun binatang Medan Zoo di Medan, Sumatera Utara (Sumut).
"Upaya itu adalah inisiatif PKBSI. Kami sudah membantu secara teknis dengan menempatkan empat personel di Medan Zoo untuk pengelolaannya," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKBSI Tony Sumampau di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/1/2024).
Selain membantu teknis pengelolaan, kata dia, PKBSI juga memberikan bantuan pakan kepada satwa di Medan Zoo Rp3 juta per hari. Hanya saja, lanjutnya, dalam aspek bantuan pembiayaan PKBSI punya keterbatasan sehingga hanya bisa dalam waktu tertentu.
"Untuk bantuan pembiayaan pakan satwa, PKBSI maksimal hanya dapat memberikan hingga empat bulan ke depan," kata Tony yang juga Komisaris Lembaga Konservasi eks situ satwa Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor itu.
Atas permintaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kata dia, pihak PKBSI juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Medan untuk mencari solusi bagaimana dan siapa pengelola selanjutnya, sehingga ada jalan keluar.
"Saran-saran sudah kami sampaikan dan diterima dengan baik," kata Tony Sumampau.
Penjelasan Manajemen Medan Zoo
Manajer Medan Zoo, Pernius Harefa, mengakui kebun binatang milik Pemkot Medan itu saat ini memprihatinkan yakni mengalami kendala finansial. Pemasukan dari pengunjung satu-satunya jadi penopang operasional, dimana jumlah pengunjung terus menurun setiap harinya.
Dengan harga tiket Rp15 ribu, kata dia, pengunjung yang datang setiap hari hanya sekitar 30 orang, sehingga berdampak dana operasional Medan Zoo menjadi minus. Bahkan untuk pakan satwa dan gaji pegawai kini harus mengajukan utang kepada pihak vendor.
Sementara itu, Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama Perumda Pembangunan Medan, Bambang Hendarto saat diwawancarai wartawan di Medan Zoo, Jumat (12/1/2024), menjelaskan empat harimau Sumatra di Kebun Binatang Medan itu dalam kondisi sakit, dengan tiga diantaranya sulit disembuhkan.
Ia mengatakan awalnya jumlah harimau Sumatra di Medan Zoo berjumlah enam ekor. Lalu dua ekor bernama Nurhaliza dan Erha mati, sehingga kini jumlahnya tinggal empat ekor yang seluruhnya kondisi sakit.