tirto.id - Warga sipil di wilayah Kherson, Ukraina selatan mulai dipindahkan ke daerah Rusia karena khawatir akan serangan balasan Ukraina. Menurut pihak berwenang, sekitar 15 ribu orang telah dievakuasi
The Guardian memberitakan, Kepala kota di selatan Rusia, Vladimir Saldo mengatakan, sesuai rencana, sekitar 60 ribu orang akan dipindahkan lewat Sungai Dnipro.
Merespons hal itu, pejabat Ukraina mengatakan kepada warga sipil agar tidak patuh terhadap permintaan evakuasi Rusia. Kyiv mengambarkan langkah Rusia itu sebagai bagian dari "propaganda".
Di sisi lain, sejumlah orang mengaku telah mendapat pesan teks massal yang memperingatkan kalau kota itu akan dibom. Bus akan berangkat hari Kamis dari pelabuhan sekitar pukul 07.00 pagi.
Kepala staf kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak mengatakan pengumuman itu sebagai "propaganda" karena Kyiv mengatakan pemindahan penduduk sama dengan "deportasi".
Situasi Perang Rusia-Ukraina Hari ke-240
Pada hari Kamis mulai pukul 07.00, Ukraina mulai membatasi pasokan listrik di seluruh negeri sebagai tanggapan atas serangan Rusia terhadap infrastruktur energinya.
Presiden Volodymyr Zelensyy mengklaim, lebih dari 300 serangan telah menghancurkan sepertiga dari semua pembangkit listrik di seluruh negeri.
Wakil kepala kantor presiden, Kyrylo Tymoshenko, memperingatkan Ukraina harus bersiap untuk "pemadaman bergilir" dan orang-orang harus menghemat energi.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace mengatakan, sebuah pesawat Rusia melepaskan rudal di dekat pesawat Inggris yang berpatroli di wilayah udara internasional di atas Laut Hitam pada 29 September.
Selain itu, kantor berita Rusia, TASS melaporkan, komite keamanan negara Belarusia KGB telah menahan seorang mata-mata Ukraina dan dua orang Belarusia yang ia rekrut. Para tahanan itu telah mengirim data ke intelijen militer Ukraina.
"Kepala stasiun, seorang warga negara Ukraina, serta dua warga negara kami telah ditahan," kata kepala KGB Ivan Tertel.
"Orang-orang Belarusia yang direkrut mulai berkhianat dan bekerja untuk kepentingan negara asing. Juga, seorang mantan perwira, seorang letnan- kolonel, ditahan karena memata-matai dinas keamanan SBU."
Tertel menuding kepala direktorat intelijen Ukraina telah menciptakan jaringan mata-mata, yang bertemu dengan agen mereka di Odessa, di kota-kota lain, dan di negara-negara ketiga.
"Banyak warga Ukraina, yang dikirim ke wilayah kami. Kami mencoba menyelidiki setiap kasus dengan cara yang manusiawi. Terkadang, setelah mengamati keadaan, kami menunjukkan niat baik untuk membiarkan orang-orang ini pergi ke sana. pulang," kata Tertel.
Editor: Iswara N Raditya