tirto.id - Perang Rusia dan Ukraina masih terjadi sampai hari ini, Selasa, 18 Oktober 2022, atau sudah memasuki hari ke-237 invasi. Lantas, peristiwa dan berita terkini apa saja yang terjadi?
The Guardian melaporkan, pasukan Rusia sedang meningkatkan serangan di seluruh Ukraina. Pertempuran itu menewaskan empat orang dan memutus aliran listrik.
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmygal mengatakan, setidaknya ada lima serangan Rusia di ibukota Kyiv serta serangan di fasilitas energi yang mematikan listrik di ratusan kota da desa.
Di tempat berbeda, sebuah pesawat tempur Rusia jatuh di dekat perbatasan Ukraina yang sedikitnya menewaskan tiga orang.
Kementerian pertahanan Ukraina mengatakan pesawat itu menghantam daerah perumahan Yeysk, sebuah kota di barat daya Rusia.
Namun demikian, kedua pilot berhasil melontarkan diri sebelum kecelakaan, tetapi banyak penduduk setempat yang cedera sehingga harus dibawa ke rumah sakit.
Situasi Perang Rusia-Ukraina Hari ke-237
Pasukan Ukraina dilaporkan semakin mendekat ke Kota Kherson, tepatnya di sebelah utara Krimea. Kherson adalah salah satu tempat dari empat wilayah di Ukraina yang telah dicaplok Rusia.
Menteri Luar Negeri Ukraina meminta Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada Iran karena memberikan drone kamikaze kepada Rusia yang menewaskan sedikitnya empat warga sipil di Kyiv pada hari Senin.
Namun demikian, hal itu dibantah oleh Iran sembari mengatakan, mereka tidak memberi Rusia drone untuk digunakan di Ukraina.
“Berita tentang Iran menyediakan drone untuk Rusia diedarkan oleh sumber-sumber barat. Kami belum memberikan persenjataan ke pihak mana pun dari negara-negara yang berperang,” kata juru bicara kementerian luar negeri Iran Nasser Kanaani.
Di sisi lain, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pihaknya akan mencari "bukti nyata" tentang partisipasi Iran dalam perang Rusia di Ukraina.
Kantor berita Rusia, TASS memberitakan, Menteri Luar Negeri Uni Eropa telah membuat keputusan untuk melatih tentara Ukraina, tetapi Hongaria tidak mendukung keputusan tersebut.
"Keputusan dibuat hari ini bahwa UE akan melaksanakan misi pelatihan untuk prajurit tentara Ukraina," kata Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto.
"Hungaria tidak menganggap dirinya terikat oleh keputusan ini, yang diizinkan berdasarkan undang-undang UE. Kami tidak akan berpartisipasi dalam misi pelatihan ini, dan kami tidak akan mengirim instruktur untuk itu," kata diplomat itu.
"Kami tidak menganggap itu ide yang baik atau apa pun yang tidak mengarah pada eskalasi konflik Ukraina," kata Szijjarto. Oleh karena itu, dia menegaskan, Hongaria "tidak setuju untuk mendirikan misi pelatihan ini."
Editor: Iswara N Raditya