tirto.id - Perang Rusia dan Ukraina masih berlangsung sampai saat ini dan sudah memasuki hari ke-232. Menurut berita terbaru, Rusia kembali menembakkan rudal di kota pelabuhan Mykolaiv, Ukraina.
Al Jazeera memberitakan, Walikota Oleksandr Senkevich mengatakan, serangan itu menyasar sebuah bangunan lima lantai yang menjadi tempat tinggal, dua lantai atas hancur, dan sisanya berada di bawah puing-puing.
Menurut Gubernur wilayah Donetsk timur Ukraina Pavlo Kyrylenko, Rusia juga meluncurkan serangan di pasar yang ramai di kota garis depan Avdiivka. Akkibatnya, tujuh orang tewas dan delapan terluka.
Di sisi lain, lebih dari 50 negara Barat bertemu di Brussel. Mereka sepakat untuk mengirim lebih banyak senjata kepada Ukraina, terutama sistem pertahanan udara.
Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan bertemu untuk pembicaraan di Kazakhstan pada Kamis malam, yang kemungkinan akan mengangkat gagasan untuk perdamaian di Ukraina.
Situasi Konflik Rusia dan Ukraina Hari ke-232
Seperti diwartakan kantor berita Rusia, TASS, Menteri Pertahanan Ukraina, Alexey Reznikov mengklaim, Ukraina secara de facto sudah bergabung dengan NATO.
Dia bilang, pada akhir September, Presiden Ukraina, Vlodymyr Zelenskyy menandatangani tawaran untuk mempercepat aksesi Ukraina ke NATO.
"Saya berterima kasih kepada Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg atas dukungannya terhadap Ukraina. Kami telah menempuh perjalanan panjang dan secara de facto bergabung dengan aliansi itu," tulisnya di Twitter.
Presiden Zelenskyy sebelumnya menyatakan perlu untuk mengakui bahwa Ukraina tidak akan menjadi anggota NATO. Namun, pada akhir September, ia menandatangani tawaran untuk mempercepat bergabungnya Ukraina ke NATO.
Sementara itu, Kepala NATO Stoltenberg menolak menjawab pertanyaan langsung dari wartawan tentang apakah organisasinya siap untuk memeriksa tawaran ini.
Komisaris Uni Eropa untuk Pasar Internal Thierry Breton mengatakan pada 6 Oktober bahwa Kiev tidak dapat bergabung dengan NATO di tengah konflik di wilayah Ukraina.
Editor: Iswara N Raditya