tirto.id -
Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia meminta Tentara Nasional Indonesia (TNI) memeriksa seluruh pesawat yang dimiliki institusi tersebut. Hal ini untuk memastikan kelayakan operasional pesawat TNI menyusul jatuhnya helikopter di Poso, Minggu (20/3/2016) kemarin.
“Saya meminta pihak TNI melakukan pemeriksaan menyeluruh seluruh pesawat untuk memastikan kelayakan operasionalnya,” kata Ketua Komisi I DPR RI, Mahfud Siddiq, di Jakarta, Senin (21/3/2016).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap, tim investigasi TNI segera bisa menjelaskan sebab musabab kecelakaan naas tersebut mengingat kecelakaan pesawat TNI sudah sering terjadi.
Menurut dia, pihaknya ikut prihatin atas jatuhnya heli bell milik TNI AD dan menyebabkan gugurnya semua penumpang.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI, Bobby Adhityo Rizaldi mengharapkan TNI memberikan santunan yang memadai bagi prajurit yang meninggal dalam insiden tersebut. Selain itu, dia meminta ke depan TNI harus lebih baik lagi dalam melakukan aktivitas pantau cuaca sehingga musibah atas faktor cuaca bisa diminimalisir.
“Sudah cukup banyak kecelakaan heli atas cuaca seperti heli Bolko di Cianjur,” ujarnya.
Bobby menilai, TNI harus cek kembali kesiapan Weather Radar dan evaluasi Flight Plan termasuk Instrumen Flight Rules (IFR) dan Visual Flight Rule (VFR). Bobby menjelaskan, helikopter biasa terbang mengikuti "surface contour", sehingga cuaca sebagai "triggering factor" bisa diantisipasi, termasuk penangkal petir di setiap heli.
Sebelumnya, sebanyak 13 anggota TNI, termasuk Komandan Korem 132/Tadulako Palu Kol. Inf Saiful Anwar dilaporkan gugur dalam musibah jatuhnya pesawat helikopter TNI di Desa Kasiguncu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu petang sekitar pukul 17.55 WITA.
Kapolres Poso AKBP Roni Suseno mengatakan, Minggu malam bahwa jenazah anggota TNI itu sedang dievakuasi menuju Kota Palu.
Kepala Penerangan Kodam VII/Wirabuana Kolonel I Mae Sutia menyebutkan bahwa musibah jatuhnya pesawat helikopter TNI AD di Desa Kasiguncu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, disebabkan cuaca buruk.
Dia mengatakan bahwa para anggota TNI tersebut sedang menjalankan tugas rutin di Poso, khususnya terkait Operasi Tinombala bersama anggota Polri.
Dalam peristiwa itu, kata Kapendam, 13 anggota TNI gugur, termasuk Danrem 132/Tadulako Kol Inf Saiful Anwar.
Keterangan yang dikumpulkan Antara di Palu menyebutkan bahwa helikopter TNI AD itu sedang dalam penerbangan dari desa Watutau, Kecamatan Lore Tengah, ke arah Kota Poso, namun kemudian jatuh di sebuah perkebunan masyarakat di Dusun Petirebajo, Desa Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir sekitar pukul 17.45 WITA.
Pesawat tersebut ditumpangi 13 personel TNI yakni Danrem 132/Tadulako Kol Inf Saiful Anwar, Kapenrem Mayor Faki, Kapten Yanto (dokter), Kolonel Heri dan Kol Ontang (BIN) dan Prada Kiky (ajuan Danrem).
Sedangkan awak helikopter adalah Kapten Agung (Pilot), Lettu Wiradhy (co pilot), Lettu Tito (co pilot), Sertu Bagus (mekanik), Serda Karmin (mekanik), Pratu Bangkit (avionik). (ANT)