tirto.id -
Flight Data Recorder (FDR) yang merupakan bagian dari black box menyimpan berbagai catatan penerbangan yang dilakukan pesawat terbang.
"Nanti sampai di lab baru tau apakah ini FDR atau CVR tapi kami cenderung lebih kemungkinan besar adalah flight data recorder. Nah satu lagi masih kita usahakan untuk dicari. FDR ini berisi mengenai rekaman data flight seperti kecepatan, arah, ketinggian, semua ada di flight data recorder," ucap Soerjanto di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018).
Selain FDR, black box juga memiliki rekaman kokpit (Cockpit Data Recorder/CDR) yang berisi percakapan antara pilot dan kopilot yang akan menjadi petunjuk bagi tim investigasi untuk menganalisis penyebab kecelakaan.
Malam ini, kata dia, KNKT akan mulai mengunduh data yang tersimpan dalam FDR tersebut guna mengetahui penyebab kecelakaan Lion Selasa lalu.
Bagian black box yang ditemukan Basarnas tersebut berlokasi sekitar 500 meter dari koordinat jatuhnya black box, yakni 05 48 48 .051 - E 107 07 37 .622 dan pada koordinat S 05 48 46.545 - E 107 07 38.393.
Sinyal black box itu tertangkap oleh transponder USBL BJ I, kemarin, pada kedalaman 32 meter dan dekat dengan pipa pengeboran milik pertamina.
"Prosesnya ini menggunakan kapal riset baruna jaya I dengan tim dan bekerjasama dengan Basarnas dan TNI kemudian di area yang sudah dibagi-bagi oleh Kabasarnas sebagai ketua tim, kami mendapatkan ini di utara, yang kebetulan di utara itu bagian adalah di mana daerah dari diperkirakan lost contact pesawat," terangnya.
Menurut Soerjanto pemeriksaan bagian black box yang baru ditemukan itu akan melibatkan KNKT Amerika Serikat, National Transportation Safety Board (NTSB), serta pihak Boeing selaku pembuat pesawat Boeing 737 Max 8.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yulaika Ramadhani