Menuju konten utama

KLHK Klaim Tak Ada Asap Karhutla Menyeberang ke Negara Tetangga

KLHK meyakini asap karhutla tak menyeberang ke negara tetangga karena arah angin berembus dari arah tenggara ke arah barat laut atau utara.

KLHK Klaim Tak Ada Asap Karhutla Menyeberang ke Negara Tetangga
Pengendara melintas di Jalan Pendidkan yang tertutup kabut asap di Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatam, Sabtu (7/10/2023). Berdasarkan data dari satelit NASA-NOAA20 jumlah titik api di wilayah Indonesia sebanyak 3.661 titik, sedangkan di Provinsi Sumatera Selatan terdapat 901 titik pada Sabtu (7/10). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/YU

tirto.id - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutananan (KLHK) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berupaya untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah di Indonesia.

"Secara aktif kami mengupayakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan mulai dari upaya pencegahan, pemadaman dan penanggulangan pasca Karhutla," ujar Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Laksmi Dhewanthi dikutip Tirto, Senin (9/10/2023).

Terkait dengan Malaysia yang menyurati Indonesia karena terpapar asap karhutla, Laksmi pun menegaskan tidak ada asap yang melintasi wilayah negara lain, seperti Malaysia atau Singapura.

"Berdasarkan pantauan The ASEAN Specialised Meteorological Center (ASMC) dan satelit Himawari, tidak terdeteksi asap lintas batas," tuturnya.

Menurut Laksmi hingga saat ini asap lintas batas itu tak terdeteksi oleh satelit ASMC dan Himawari dari BMKG. Laksmi mengungkapkan salah satu penyebabnya adalah arah angin di Indonesia yang umumnya berembus dari arah tenggara ke arah barat laut atau utara.

"Memang ada asap yang terdeteksi di Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah tetapi arahnya bertiup dari tenggara ke barat laut atau utara, kemungkinan tidak ada asap lintas negara," lanjutnya.

Sementara itu, BNPB melakukan operasi udara dan operasi laut untuk menangani karhutla. Sebanyak 37 helikopter diterjunkan guna melakukan patroli dan pemadaman api.

"Sejak tiga bulan yang lalu, untuk operasi udara kami mengerahkan 37 heli yang terdiri dari 25 heli water bombing dan 12 heli patroli," ujar Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari.

Selain itu, Abdul menambahkan, mulai Oktober, BNPB bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lain dengan melakukan operasi udara melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Hal itu dilakukan untuk memperkuan pemadaman dan menunjang keperluan lain.

"Ada lima unit pesawat TMC yang sudah bekerja dari 1 Oktober. Alhamdulillah turun hujan yang merata juga di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan sehingga penanganan Karhutla berjalan lancar," tuturnya.

Sementara untuk operasi darat, BNPB memberikan sejumlah perlengkapan untuk Satgas darat seperti pompa, selang, APD, dan sepeda motor yang sudah dimodifikasi untuk bisa memadamkan api.

Baca juga artikel terkait KARHUTLA atau tulisan lainnya dari Iftinavia Pradinantia

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Iftinavia Pradinantia
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Bayu Septianto