Menuju konten utama

Klasifikasi, Penyebab, serta Dampak Perubahan Iklim Global

Bencana alam yang terjadi dewasa ini salah satunya disebabkan oleh fenomena perubahan iklim global. Lantas apa saja klasifikasi, penyebab, serta dampaknya?

Klasifikasi, Penyebab, serta Dampak Perubahan Iklim Global
Ilustrasi perubahan iklim. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dewasa ini sejumlah daerah di Indonesia kerap diguyur hujan berkepanjangan. Beberapa di antaranya bahkan sampai terendam banjir, hingga mengganggu aktivitas. Perubahan suhu yang ekstrim juga bisa mengundang ancaman penyakit, lantaran tingkat imunitas menurun.

Fenomena ini terjadi salah satunya disebabkan oleh perubahan iklim atau climate change. Hal yang diakibatkan oleh kegiatan manusia, baik langsung maupun tidak langsung, yang mengubah komposisi atmosfer hingga mempengaruhi iklim.

Komposisi atmosfer yang dimaksud dinamakan Gas Rumah Kaca (GRK), terdiri atas: karbondioksida, gas metana, nitrogen, dan zat lainnya.

GRK diperlukan untuk menjaga kestabilan suhu di bumi. Namun jika lapisan tersebut kian tebal, maka suhu panas bumi yang terperangkap pun semakin tinggi. Peningkatan temperatur akibat fenomena itulah yang lantas dikenal dengan pemanasan global (global warming).

Klasifikasi Iklim

Iklim itu sendiri sejatinya memiliki klasifikasi yang mengacu berbagai faktor. Terdapat sejumlah klasifikasi iklim menurut kemdikbud.go.id.

  • Iklim Matahari
Pembagian iklim ini mengacu posisi suatu wilayah terhadap matahari. Iklim matahari terbagi menjadi:

  1. Iklim tropis: 23,5 derajat LU-23,5 derajat LS
  2. Iklim sub tropis: 23,5 derajat LU-40 derajat LU, dan 23,5 derajat LS-40 derajat LS
  3. Iklim sedang: 40 derajat LU-66,5 derajat LU, dan 40 derajat LS-66,5 derajat LS.
  4. Iklim dingin: 66,5 derajat LU-90 derajat LU, dan 66,5 derajat LS-90 derajat LS.
  • Iklim Junghuhn
Friedrich Franz Wilhelm Junghuhn, seorang ahli botani Jerman membagi iklim berdasar ketinggian tempat.

  1. Iklim panas: ketinggian 0-700 meter, suhu tahunan lebih dari 22 derajat celcius.
  2. Iklim sedang: ketinggian 700-1500 meter, suhu 15-22 derajat celcius.
  3. Iklim sejuk: ketinggian 1500-2500 meter, suhu 11-15 derajat celcius.
  4. Iklim dingin: ketinggian 2500-4000 meter, suhu 11 derajat celcius
  5. Iklim salju tropis: ketinggian lebih dari 4000 meter.
  • Iklim Koppen
Wladimir Koppen, seorang klimatologi Jerman-Rusia mengklasifikasikan iklim berdasar curah hujan dan temperatur.

  1. Iklim hujan tropis: temperatur bulanan lebih dari 18 derajat celcius, suhu tahunan 20-25 derajat celcius, curah hujan lebih dari 60 mm.
  2. Iklim kering/gurun: curah hujan lebih kecil dari penguapan, terbagi menjadi iklim stepa dan gurun.
  3. Iklim sedang basah: temperatur 18 derajat sampai minus 3 derajat celcius.
  4. Iklim dingin: temperatur terdingin kurang dari 3 derajat, dan terpanas lebih dari 10 derajat celcius.
  5. Iklim kutub: temperatur terpanas kurang dari 10 derajat celcius.
  • Iklim Oldeman
Oldeman mengklasifikasi iklim berdasar curah hujan bulanan, yakni: bulan basah (curah hujan lebih dari 200 mm), bulan lembab (100-200 mm), dan bulan kering (kurang 100 mm).

Berikut 5 tipe iklim menurut Oldeman:

  1. Iklim A: bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut.
  2. Iklim B: bulan basah 7-9 kali berturut-turut
  3. Iklim C: bulan basah 5-6 kali berturut-turut
  4. Iklim D: bulan basah 3-4 kali berturut-turut
  5. Iklim E: bulan basah kurang dari 3 bulan berturut-turut.

Penyebab Perubahan Iklim

Perubahan iklim tidak hanya disebabkan oleh peristiwa alam, namun juga oleh aktivitas manusia. Pembangunan yang pesat dalam bidang ekonomi dan industri turut memberi dampak serius bagi iklim dunia, seperti: konsumsi energi fosil, jumlah kendaraan bermotor, serta penebangan hutan untuk pembukaan lahan.

Menurut sumber.belajar.kemdikbud, perubahan iklim dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, sebagai berikut:

Dipengaruhi jauh dekatnya posisi matahari terhadap bumi. Saat posisi matahari dekat, maka jumlah radiasi semakin banyak. Hal ini turut menambah naiknya uap air ke langit.

Dipengaruhi keadaan lingkungan, seperti: bergunung, berbukit, berhutan, atau berpasir. Daerah bergunung dan berbukit mempengaruhi gerak udara ke atas. Udara yang terangkat memudahkan proses terbentuknya awan.

Jarak suatu tempat dengan sumber air, seperti laut atau danau. Daerah yang dekat dengan sumber air berpeluang mempunyai curah hujan lebih tinggi, lantaran berkaitan dengan besaran tingkat penguapan.

Perubahan iklim juga dipenaruhi oleh aerosol yang bertebaran di atmosfer. Aerosol itu sendiri merupakan partikel halus dalam gas dan udara.

Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim membawa dampak yang luas. Mengacu laman resmi Knowledge Centre Perubahan Iklim Indonesia Climate Innovation in Action (KCPI-IC ICan), di ditjenppi.menlhk, berikut dampak perubahan iklim yang mempengaruhi aspek kehidupan manusia dan lingkungan.

  • Kualitas dan Kuantitas Air Menurun
Curah hujan yang terlampau tinggi dapat menurunkan kualitas sumber air. Curahan air juga berpeluang langsung kembali ke laut, tanpa tersimpan sebagai air bersih. Sementara kenaikan suhu dapat mengakibatkan kadar klorin pada air bersih.

  • Mencairnya Gletser
Salah satu dampak paling jelas dari fenomena pemanasan global adalah mencairnya gletser di wilayah kutub. Kawasan yang semula dilapisi bongkahan es, secara perlahan mulai menipis dan mencair, hingga dapat mempengaruhi peningkatan permukaan air laut.

  • Perubahan Cuaca
Cuaca yang kerap tak menentu dan kian sulit diprediksi merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim. Fenomena ini tentu saja dapat mengganggu aktivitas aktivitas melaut para nelayan, juga periode tanam para petani. Gangguan tersebut bisa menyebabkan gagal panen, bahkan jika terlampau parah bisa memicu krisis pangan.

Baca juga artikel terkait GLOBAL WARMING atau tulisan lainnya dari Jessica Amelia Hapsari

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Jessica Amelia Hapsari
Penulis: Jessica Amelia Hapsari
Editor: Oryza Aditama