tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno angkat bicara terkait penyebab lemahnya penyerapan anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI Jakarta di APBD 2018. Menurutnya, jajaran SKPD terbiasa baru melakukan penyerapan anggaran secara besar-besaran di akhir tahun.
Sandiaga mengatakan jajaran SKPD biasanya baru memulai tahap perencanaan baik dari aspek administrasi maupun proses lelang pada April. Selanjutnya, proyek dimulai pada Oktober.
"Jadi mereka baru masuk tahap perencanaan pada April sampai Juni dan baru mulai diserap besar-besaran di tiga bulan terakhir. Ini udah berulang kali dari tahun ke tahun dan Pak Jokowi udah sampaikan ini secara nasional," ucap Sandiaga di Kawasan Monas, Selasa (27/03/2018).
Untuk itu, Sandiaga berencana akan melakukan beberapa perubahan pos anggaran di dalam APBD-Perubahan 2018 agar penyerapan anggaran di jajaran SKPD bisa optimal.
"Nanti di perubahan [APBD-Perubahan] kami coba lakukan penyesuaian karena kami ingin penyerapan lebih baik," ucap Sandiaga.
Terakhir Sandiaga akan meminta Tim Khusus Penyerapan Anggaran yang dia bentuk sejak Januari 2018 untuk membantu agar penyerapan anggaran di DKI Jakarta pada APBD 2018 bisa lebih baik. Tim ini juga mengubah pola pikir jajaran SKPD agar tidak ada lagi praktik penyerapan anggaran besar-besaran di akhir tahun.
"Sekarang karena ada tim khusus penyerapan anggaran dimana kebetulan saya bikin sendiri sama Pak Sekda, kami ingin lakukan perubahan," tutupnya.
Serapan anggaran di jajaran SKPD DKI Jakarta pada kuartal pertama tahun 2018 masih jauh dari target yang direncanakan.
Data yang diakses Tirto pada situsweb publik.bapedadki.net menunjukkan, per tanggal 27 Maret 2018, dana yang dibelanjakan oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) hanya Rp5,8 triliun atau 8,1 persen dari total anggaran.
Penulis: Naufal Mamduh
Editor: Yuliana Ratnasari