Menuju konten utama

Kisah Mitra Grab: Kini Hidup Dijalani dengan Lebih Berkualitas

CSIS dan Tenggara Strategic merangkum temuan bahwa Grab turut membantu mitranya mendapatkan layanan jasa keuangan

Kisah Mitra Grab: Kini Hidup Dijalani dengan Lebih Berkualitas
Mitra Grab, Joni Sius Tse dan Keluarga. FOTO/Grab Indonesia

tirto.id - Joni Sius Tse sempat limbung. Tahun lalu, pria kelahiran Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, yang sudah 24 tahun menjadi buruh pabrik di Surabaya ini mendapat kabar bahwa perusahaannya bakal pindah ke Lamongan. Bila ia ikut pindah, gajinya turun mengikuti UMR daerah setempat dan jumlah penghasilan itu tidak akan cukup menghidupi istri dan tiga anaknya.

Ia pun bertanya kepada kawan-kawannya soal pekerjaan yang bisa dilakoni bila sudah tidak bekerja di pabrik. Teman-teman Joni yang sebagian sudah alih profesi menjadi mitra pengemudi kendaraan online menyarankan Joni mengikuti jejak mereka. Joni tak langsung manut. Ia izin terlebih dulu kepada keluarga, setelah dibolehkan, barulah pria ini berani mendaftarkan diri sebagai mitra pengemudi GrabBike.

Joni bukan pria yang fasih menggunakan teknologi. Di awal karir barunya, ia amat bergantung pada pertolongan teman-teman yang getol mengajarkan cara kerja aplikasi Grab. Setelah lancar menggunakan aplikasi, Joni bekerja lebih giat lagi. Dalam sehari ia bisa mendapat penghasilan Rp500.000. Ini membuat ia memutuskan bekerja tujuh hari dalam seminggu, biasanya mulai jam 6 pagi dan pulang ke rumah jam 12 malam. Ada kalanya dalam sehari Joni melakukan 28 kali perjalanan.

“Kalau sudah bekerja full seharian nonstop, akan muncul notifikasi Anda perlu istirahat. Jika sudah muncul notifikasi ini maka saya harus istirahat. Karena saya sudah terlalu banyak berjalan, kalau dipaksakan percuma, tidak akan diberi order meskipun keliling. Mungkin menurut pantauan mereka saya sudah terlalu banyak berjalan dan tidak ada habisnya. Aplikasi ini bagus untuk menjaga kesehatan mitra driver,” katanya.

Joni juga merasa lega karena Grab menyediakan keluarga Joni fasilitas untuk bisa mendapat layanan kesehatan BPJS. “Ini sangat membantu sekali bagi kami,” ungkapnya.

Header Iklan Grab

Mitra Grab, Joni Sius Tse . FOTO/Grab Indonesia

Fasilitas kesehatan yang didapat Joni adalah bagian dari Grab Mitra Sejahtera, program dari Grab yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan mitra pengemudi dan keluarga melalui inisiatif bidang layanan kesehatan, finansial, kesejahteraan, dan pendidikan.

Sedangkan di Makassar, Sulawesi Selatan, kisah manis datang dari Hamka Didit Ardiansyah. Pria 32 tahun ini, sepeninggal orang tuanya, telah menjadi tulang punggung keluarga sejak 2005. Hamka punya tekad besar untuk membiayai dua saudari perempuannya. Beruntung ia selalu dapat pekerjaan.

"Saat bekerja di properti, posisi terakhir saya sebagai pengawas. Di bimbel saya pernah menjabat sebagai Direktur. Hanya, gaji saya selama di sana tidak pernah di atas Rp3 juta," aku Hamka.

Niat Hamka untuk pindah kerja semakin kuat kala melihat Grab gencar melakukan program pencarian mitra pengemudi pada 2017. Hamka tertarik untuk menjadi pengemudi Grab Car dan ia meminjam kendaraan milik mertua untuk mencari penumpang. Dua bulan setelah menjalani profesi mitra pengendara, ia memutuskan membeli mobil sendiri lantaran merasa penghasilannya mencukupi.

Sebagai informasi, ia bisa mendapatkan penghasilan Rp10 juta saban bulan. “Biasanya saya mulai narik setelah shalat Subuh dan pulang sore atau malam hari. Kalau mau lebih maksimal lagi, jalannya malam. Biasanya bisa dapat lebih banyak lagi,” terang Hamka.

Header Iklan Grab

Mitra Grab, Hamka Didit Ardiansyah. FOTO/Grab Indonesia

Setelah melunasi cicilan mobil yang diperkirakan lunas tiga tahun ke depan, Hamka berencana membeli rumah dengan estimasi angsuran yang sama dengan mobilnya, yakni Rp3,8 juta per bulan.

Infografik Iklan Grab

Infografik Iklan Grab

Grab untuk Perekonomian Indonesia

Kisah Joni dan Hamka adalah secuil bukti dari kontribusi Grab terhadap perekonomian Indonesia.

Sekira tiga tahun belakangan, lembaga riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategic melakukan penelitian terkait dampak keberadaan Grab terhadap perekonomian dalam negeri.

Hasilnya, sebagaimana tampak dalam riset yang dilakukan pada 2018, kontribusi Grab terhadap perekonomian Indonesia mencapai triliunan rupiah.

Sedangkan pada riset terbaru, dilansir Juni 2020, CSIS dan Tenggara Strategic merangkum temuan bahwa Grab turut membantu mitranya mendapatkan layanan jasa keuangan, dimana hampir setengah mitra GrabBike dan GrabCar membuka rekening tabungan untuk pertama kalinya saat mendaftar sebagai mitra Grab.

Selain itu, sebagian besar mitra juga rutin menabung di bank dengan rata-rata jumlah tabungan di kisaran Rp890.000-Rp1.4juta. Capaian yang lumayan, bukan?

Hari ke hari para mitra pengemudi juga semakin dipandang kredibel oleh para penyedia jasa keuangan. Hal itu terbukti dari data yang mengungkapkan bahwa hampir setengah mitra pengemudi GrabBike dan GrabCar, serta setengah mitra merchant GrabFood menyatakan bahwa mereka lebih mudah meminjam uang setelah bergabung dengan Grab.

Riset di atas dilakukan di 12 kota yakni 5 kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan; serta 7 kota berkembang seperti Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Palembang, Bandar Lampung, Balikpapan, dan Manado.

Penelitian dilakukan terhadap 150 mitra yang tinggal di kota besar, dan 75 mitra yang tinggal di kota berkembang. Mitra yang jadi target penelitian adalah mitra pengemudi GrabBike, GrabCar, GrabFood, dan GrabKios.

Riset juga menunjukkan bahwa rata-rata penghasilan bulanan mereka bertambah cukup signifikan semenjak bergabung menjadi mitra Grab. Dan jika pandemi Covid-19 sudah selesai, para mitra Grab yang ada di kota besar seperti Jakarta menyatakan bakal tetap memilih berprofesi sebagai mitra pengemudi.

Alasannya, dengan bertambahnya penghasilan mereka merasa lebih sejahtera, bahagia, dan memandang hidup yang dijalani lebih berkualitas. Hal yang juga penting di mata Grab, para mitra mampu termotivasi untuk mengembangkan bisnis atau berinvestasi pada kendaraan yang mereka gunakan.

Seperti halnya kisah Joni dan Hamka, tentunya, semua itu bukan mimpi atau isapan jempol belaka, berkat teknologi inklusif dari Grab.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis