Menuju konten utama
Mozaik

Kisah Lee Kam Sheung Menemukan Saus Tiram

“Biasanya masalah dimulai dari hal kecil dan kemudian 'virus' berkembang [...] Dalam bisnis keluarga, sebelum bisnis keluarga jatuh sakit, lakukan sesuatu.”

Kisah Lee Kam Sheung Menemukan Saus Tiram
Header Mozaik Andalan Masak Yang Tak Sengaja. tirto.id/Tino

tirto.id - Siang hari biasanya Dian mulai mengerjakan orderan makanan dari teman-temannya, setelah sibuk sepagian mengurus tetek bengek dapur rumah tangga. Beberapa hari belakangan ia menulis status WhatsApp dan Facebook mengenai makanan yang dapat dipesan pekan ini.

“Biasanya bikin dimsum sama mi ayam,” tutur perempuan bernama lengkap Diannisa Riskasari ini lewat pesan singkat.

Ibu dua anak tersebut mengaku masakannya kerap ditambahi saus tiram untuk menambah cita rasa. Di luar pesanan, ia biasanya menambahkan saus tiram pada siomai dan capcay.

Para pelanggannya berdomisili tak jauh dari rumahnya di Kalibata, seperti Pasar Minggu, Pancoran, dan Depok.

“Kalau deket ya dianter, jauh ya ojek online,” ujarnya.

Salah satu saus tiram yang menjadi andalan Dian adalah Lee Kum Kee, jenama yang sudah menjadi langganan keluarganya sejak lama.

“Nah, ini yang aku suka tuh ya, dia tuh lebih wangi. Lebih oriental dan gurih banget menurutku,” ujar freelancer yang gemar membuat logo, undangan, layout buku, dan merchandise.

Lee Kum Kee merupakan merek dagang saus tiram tertua. Pertama kali ditemukan oleh Lee Kam Sheung pada tahun 1888.

Lahir Tanpa Sengaja

Saus tiram Lee Kum Kee secara tidak sengaja ditemukan Lee Kam Sheung di kedai tehnya di Zhuhai, provinsi Guangdong. Hari itu pelanggannya cukup ramai sehingga antrian dan rebutan pesanan membuatnya lupa akan sesuatu.

Ia sedang memasak sepanci sup tiram dan sepertinya sudah mendidih. Saat ia kembali ke dapur, kuah supnya telah menjadi pasta kental berwarna cokelat, rasanya lezat, melahirkan saus tiram yang kita kenal saat ini.

Ia kemudian bereksperimen dengan takaran yang sama dan rasanya tidak berubah. Saus tiram buatan Lee Kam Sheung dibuat dengan cara merebus tiram segar dalam cairan hingga menjadi seperti sirup dan menjadi karamel.

Kecap, garam, gula, dan rempah-rempah ditambahkan untuk menghasilkan saus berwarna cokelat tua yang gurih.

Sejak itu ia mulai mengenalkan temuannya dan direspons baik oleh penduduk setempat.

Menyadari resep saus tiramnya kian populer, ia mulai memproduksinya secara massal.

Warsa 1902, pabrik saus miliknya terbakar. Lee Kam Sheung kemudian memutuskan pindah ke Makau, tempat dia mendirikan perusahaan saus yang lebih besar. Perusahaan tersebut, yang sekarang dikenal sebagai Lee Kum Kee, menjadi salah satu produsen saus tiram terbesar di dunia.

Saus tiram dapat digunakan dalam berbagai jenis masakan, termasuk masakan Thailand dan banyak masakan Asia lainnya. Selain itu, saus tiram juga dapat digunakan dalam masakan internasional untuk memberikan sentuhan Asia yang khas.

Setelah Lee Kam Sheung meninggal pada 1932, keluarganya meneruskan usaha saus tiram yang terus mengalami peningkatan produksi karena permintaan pasar yang terus tumbuh,

Di tahun yang sama, ketika saus tiram Lee Kum Kee sukses besar di Makau, keluarga memutuskan untuk membuka cabang di Hongkong yang saat itu dikenal sebagai gerbang pasar global yang populer.

Dari sinilah saus tiramnya terus dikenal ke berbagai negara, seperti Inggris, Jepang, Meksiko, Belanda, Amerika Serikat, hingga Afrika Selatan. Ekspor besar-besaran terjadi pada dekade 1970-an.

Meski sebagian besar lini produksi saus tiram dan material mentah berada di ruang pabrik seluas 1.200 hektare di Zhanjiang, China, untuk mengontrol rasa saus tiram, Hongkong menjadi pilihan untuk memastikan kualitasnya terkendali.

Kiwari, Lee Kum Kee telah memproduksi lebih dari 200 produk dengan berbagai macam saus, termasuk Saus Tiram Premium, Saus Tiram Panda, dan Saus Tumis Vegetarian.

Berkat kontribusi Lee Kam Sheung, industri saus tiram berkembang pesat. Banyak produsen lain mulai mengikuti jejaknya dan menciptakan beragam varian saus tiram, seperti merek Healthy Boy, Dynasty, Dragonfly, dan Mae Krua.

Tata Kelola Bisnis Keluarga

Eksistensi Lee Kum Kee terus dijaga yang kiwari telah masuk generasi kelima. Proses produksi diawasi secara ketat. Sausnya harus memiliki warna dan tekstur tertentu, termasuk rasanya tidak amis dan memiliki aroma yang kaya. Tiram yang dipanen juga harus berumur dua hingga tiga tahun.

Sedangkan sistem tata kelola yang komprehensif sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang dan kesatuan bisnis yang dijalankan keluarga. Ini diterapkan secara turun-temurun bagi penerus Lee Kum Kee.

Keluarga menghargai keharmonisan dan telah menerapkan struktur tata kelola ganda yang memisahkan urusan keluarga dan bisnis. Mereka memiliki dewan keluarga yang mengawasi semua urusan keluarga, termasuk perencanaan suksesi dan investasi keluarga.

Keluarga Lee percaya dalam melibatkan dan melatih generasi muda untuk memastikan transisi yang lancar, serta menghindari nepotisme dalam menempatkan individu yang tidak memenuhi syarat dalam peran penting.

Infografik Mozaik Andalan Masak Yang Tak Sengaja

Infografik Mozaik Andalan Masak Yang Tak Sengaja. tirto.id/Tino

“Biasanya masalah dimulai dari hal kecil dan kemudian 'virus' berkembang. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Dalam bisnis keluarga, sebelum bisnis keluarga jatuh sakit, lakukan sesuatu,” ujar Eddy Lee yang kini menjadi generasi keempat Lee Kum Kee kepada TheNation Newspaper Thailand.

Mereka juga menekankan pentingnya sistem tata kelola formal untuk keberhasilan kantor keluarga. Anggota keluarga harus tersaring dalam kualifikasi khusus. Mereka yang tidak memenuhi syarat tidak akan diberi kepercayaan untuk mengelola.

Kelezatan saus tiram temuan Lee Kam Sheung kini menjadikan Lee Kum Kee menjadi salah satu merek saus tiram terbesar dan terkenal di lebih dari 100 negara. Pabrik produksinya kini tersebar mulai dari China, Hongkong, AS, hingga kawasan Asia Tenggara.

Selama 130 tahun lebih, Lee Kum Kee terus menjual saus tiram dan mengembangkan bumbu lainnya dalam beberapa dekade terakhir, seperti saus cabai, kecap, minyak wijen, saus lada hitam, dan aneka bumbu praktis.

Merek dagang ini kian populer pada 2015 ketika astronot Scot Kelly menyajikan makan malam Thanksgiving di stasiun ruang angkasa.

Baca juga artikel terkait BISNIS KELUARGA atau tulisan lainnya dari Ali Zaenal

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ali Zaenal
Penulis: Ali Zaenal
Editor: Irfan Teguh Pribadi