tirto.id - Mungkin banyak orang bertanya: mengapa The Beatles begitu legendaris, padahal keberadaannya di industri musik sudah lebih dari setengah abad. The Beatles banyak melakukan revolusi dalam industri musik. Selain dari musikalitas dan progresi akor yang dinilai sebagai acuan musik pop dunia, mereka juga banyak melakukan perubahan yang barangkali susah dicapai oleh band-band lain.
Pertama, kedatangan The Beatles ke New York telah membuka pintu bagi musisi Britania lain ke Amerika, yang disebut sebagai “British Invasion”. Kedua, The Beatles telah membuka pintu bagi pertumbuhan ekonomi di kota kelahiran mereka, Liverpoool, dengan menyumbang warisan kurang lebih £82 juta atau sekitar Rp1,6 triliun per tahun. Ketiga, single mereka berjudul “Hey Jude” telah membukakan pintu untuk lagu berdurasi panjang untuk diputar di radio.
Sebelum akhir tahun 1960-an, radio sangat jarang memutar lagu berdurasi panjang selama empat menit. Butuh band sekelas The Beatles untuk mendobraknya. Maka, ketika The Beatles merilis single “Hey Jude” pada 26 Agustus 1968, tepat hari ini 52 tahun lalu, pola dalam industri radio berubah karena lagu tersebut berdurasi 7:11 menit, bahkan mencapai puncak top chart.
Rekor tersebut baru dipecahkan sekitar satu dekade kemudian, saat Meat Loaf merilis lagu terpanjang di radio dengan hit berdurasi 8:55 menit berjudul "Paradise By the Dashboard Light”. Rekor itu bertahan hingga tahun 1991, tatkala Guns N 'Roses merilis lagu "November Rain," yang berdurasi 8:57.
Efek domino dari “Hey Jude” tidak hanya berhenti sampai di sana. Lagu ini menjadi hit nomor 1 di 12 negara dan telah terjual lebih dari 5 juta kopi pada akhir tahun 1968. Kemudian mencapai puncak hingga terjual lebih dari 10 juta kopi di Amerika Serikat. "Hey Jude" menjadi single Beatles terlaris keempat dan mungkin menjadi lagu dengan pendapatan terbesar.
Kendati demikian, makna “Hey Jude” sempat disalahartikan dan menimbulkan gejolak. Pada tahun 1968, seorang karyawan di toko ritel milik THe Beatles di Baker Street London bernama Apple Boutique, pernah menuliskan kata-kata “Revolution” dan “Hey Jude” di dinding untuk mempromosikan single The Beatles yang baru.
Mereka tidak tahu kalau dalam bahasa Jerman “Jude” berarti Yahudi. Maka itu, tulisan tersebut sempat menyinggung orang-orang Yahudi, terutama mereka membacanya sebagai grafiti penuh kebencian.
Lirik lagu “Hey Jude”, sebagaimana diakui Paul McCartney sebagai penulisnya, terinspirasi dari kisah Julian yang harus bertahan dalam masalah perceraian orang tuanya--John Lennon dan Cynthia—saat ia berusia lima tahun.
Namun siapa sangka, lagu yang terilhami dari kisah Julian itu turut menyentuh hati banyak orang, baik yang mengalami kasus serupa, ataupun mereka yang butuh ditenangkan bahwa “masalah hidup yang mereka hadapi” akan baik-baik saja.
“Saya mulai dengan ide ‘Hey Jules’, yaitu Julian, don’t make it bad, take a sad song and make it better [bagian lirik lagu ‘Hey Jude’],” kata McCartney seperti ditulis Howard Sounes dalam “Fab: An Intimate Life of Paul McCartney”.
Persahabatan Paul dan Julian
Cynthia dan John, sebagaimana dilansir AbcNews, bertemu dalam kelas seni di Liverpool pada tahun 1950-an. Awalnya, Cynthia menganggap John bukanlah tipenya. Namun, pandangan itu segera berubah.
"Anda tidak bisa menahan diri untuk tidak berada di dekatnya," kata Cynthia. "Kau tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat apa yang dia lakukan. Maksudku, dia pemberontak total. Semua orang kagum padanya."
Keduanya menikah pada 1962, tetapi hubungan mereka tidak berjalan mulus. Sebab, pada suatu kali, Cynthia mengklaim John pernah memukulnya. "Dia adalah pemuda yang sangat cemburu pada saat itu, dan dia memiliki banyak rasa sakit di dalam," ungkapnya.
"Dia berpikir dengan melihat saya berdansa dengan seorang temannya, artinya saya tidak setia atau main-main. Jadi dia memukul saya, tapi hanya sekali itu saja," lanjut Cynthia.
Pernikahan mereka hanya bertahan enam tahun dan bercerai setelah John bertemu dengan Yoko Ono. Perceraian itu tentu saja berdampak pada Julian. Walaupun John pernah menuliskan lagu “Lucy in the Sky with Diamonds” yang menggambarkan tentang Julian, tetapi John disebut bukan ayah yang menyayanginya.
"Aku tidak pernah benar-benar ingin mengetahui kebenaran tentang bagaimana ayah bersamaku," kata Julian.
“Ada beberapa hal negatif yang dibicarakan tentang saya… seperti ketika dia mengatakan saya akan keluar dengan botol wiski pada Sabtu malam. Hal-hal seperti itu, Anda pikir, di mana cinta itu?” ungkap Julian.
Dari sana, Julian mengaku lebih dekat dengan sosok Paul ketimbang ayahnya sendiri. “Paul dan aku dulu sering bergaul ... lebih dari ayah dan aku. Kami memiliki persahabatan yang hebat, dan tampaknya ada lebih banyak foto saya dan Paul bermain bersama pada usia itu daripada foto saya dan ayah saya," tambahnya.
Kedekatan itulah yang membuat Paul tergerak untuk menuliskan kisah tentang Julian. Ia selalu merasa iba dengan anak-anak yang menjadi korban perceraian orang tuanya, sehingga lahirlah "Hey Jude". Menurut Paul, lagu tersebut muncul di sela-sela obrolannya bersama Julian.
“Hei, coba hadapi hal mengerikan ini. Saya tahu itu tidak akan mudah baginya. Saya selalu merasa kasihan pada anak-anak yang bercerai… Saya memiliki ide [untuk lagu tersebut] saat saya tiba di sana. Saya mengubahnya menjadi 'Jude' karena saya pikir itu terdengar sedikit lebih baik," demikian dilansir dari The Washington Post.
Kendati Julian dan John tidak banyak memiliki kenangan manis, tapi belakangan hubungan keduanya cukup dekat. Sayangnya, semua itu terjadi menjelang kematian John Lennon yang tewas ditembak.
"Menjelang akhir, sebelum kematiannya yang tragis, tentu saja, mereka (John dan Julian) semakin dekat di telepon; mereka terhubung," kata Cynthia Lennon. "[Hubungan] itu baru saja kembali dan itu luar biasa. Kemudian, tentu saja, hidupnya [John] dipersingkat."
Meski sudah berusia lebih dari setengah abad, lagu "Hey Jude" masih diputar dan dibahas dengan fakta-fakta baru yang terus memukau. Pada April 2020, selembar kertas berisi tulisan lirik "Hey Jude" bahkan laku dilelang seharga 910 ribu dolar AS atau setara Rp13 miliar (kurs Rp14.780). Catatan lirik lagu yang ditulis Paul McCartney untuk sesi rekaman pada tahun 1968 itu awalnya hanya dipatok seharga 180 ribu dolar AS.
Spesialis musik rumah lelang Julien, Watkins Jason mengatakan, “Hey Jude” adalah lagu spesial yang sangat langka dan berharga, bahkan sangat ikonik dan hampir dikenal semua orang.
Editor: Irfan Teguh