tirto.id - Google kembali menghiasi laman pencariannya dengan doodle hari ini, Senin (28/8/2017). Kali ini master sinematografi James Wong Howe yang diabadikan dalam sosok pria berjas mengenakan topi dengan ilustrasi hitam putih.
Sinematografer Cina-Amerika ini terkenal dengan teknik film inovatif di masanya dimana film hitam putih masih merajai.
Dikutip dari laman IMDB, James Wong Howe yang awalnya dinamai Wong Tung Jim dilahirkan di Guangzhou, Cina pada 28 Agustus 1899. Ayahnya, Wong How, berimigrasi ke Amerika dimana ia mendapatkan pekerjaan di Northern Pacific Railroad di Pasco, Washington. Hingga akhirnya sang ayah membuka toko kelontong dan berjalan sukses meski sempat menuai kecaman dari warga lokal dimana isu rasial masih menguat.
Pada usia lima tahun, Howe mengikuti ayahnya ke AS dan menjalani masa kecil yang tak begitu menyenangkan karena diskriminasi ras dari lingkungan sekitarnya. Mimpi masa kecilnya, Howe ingin menjadi petinju bayaran hingga saat remaja ia pindah ke Oregon untuk bertarung menjadi petinju.
Impian masa kecil ini mulai memudar, James Wong Howe pindah ke Los Angeles dimana ia mendapatkan pekerjaan sebagai asisten fotografer. Tugasnya mengantarkan paket, tetapi ia dipecat karena membuatkan foto paspor untuk temannya di kamar gelap. Pernah menjadi pelayan restoran di Beverly Hills Hotel, Howe menyempatkan melihat syuting film di Chinatown.
Setelah bekerja serabutan beberapa kali hingga mulai masuk industri film gara-gara bekerja sebagai kurir pengirim film dan pemungut sampah di cutting room studio. Pekerjaan ini yang membuatnya familiar dengan kamera film, perangkat pencahayaan dan proses pembuatan film.
Howe mulai dipercaya memegang kamera saat menjadi asisten kamera Cecil B. DeMille dalam film "Male and Female" (1919) saat adegan Gloria Swanson di sarang singa, yang harus ditangkap dalam satu permintaan yang memerlukan pengaturan lima kamera yang tidak biasa. DeMille mempercayakan Howe menjadi asisten kameramen keempat.
Selama berkarir, James Wong Howe dikenal sebagai sinematografer yang ahli memanfaatkan teknik penggunaan bayangan. Ia juga salah satu orang pertama yang menggunakan sinematografi dengan kedalaman fokus (deep focus). Gambar-gambar di filmnya menerapkan teknik ini dimana foreground (latar depan) maupun background (latar belakang) tetap fokus pada saat bersamaan.
Howe sangat ahli memanfaatkan teknik pencahayaan, framing dan kamera dengan pergerakan minimal untuk menggambarkan emosi tertentu. Ia juga tak sengaja menemukan cara menggunakan latar belakang gelap untuk memberikan nuansa warna pada film hitam putih kala itu.
Selain itu, James Wong Howe dikenal sebagai pelopor pemakaian lensa bersudut pandang lebar (wide angle), pencahayaan low key dan pencahayaan berwarna. Ia termasuk orang pertama yang memakai crab dolly, yakni dudukan kamera dengan empat penyangga untuk memuluskan pergerakan horizontal saat merekam gambar.
International Cinematographers Guild menjadikan James Wong Howe sebagai 10 orang yang paling berpengaruh dalam dunia film.
Sepanjang 1930 hingga 1940an, James Howe Wong dikenal sebagai salah satu sinematografer handal di Hollywood. Sepanjang hidupnya tercatat sudah lebih dari 130 film yang diproduksi.
Ia dinominasikan untuk 10 Academy Awards untuk kategori sinematografi terbaik. Dari semua nominasi itu, ia memenangi dua Oscar utnuk film "The Rose Tattoo" (1955) dan "Hud" (1963).
Namun, kehidupan pribadi Howe tak semulus karir perfilmannya, ia mengalami diskriminasi ras sepanjang tinggal di Amerika Serikat. Hingga ia baru diakui sebagai warga negara AS saat Undang-Undang Eksklusi Cina (Chinese Exclusion Act) resmi dicabut. Perkawinannya juga tidak diakui secara hukum AS hingga 1948 karena keluarnya undang-undang perkawinan antara suku atau bangsa (anti-miscegenation law).
UU Eksklusi Cina adalah hukum pertama yang dikeluarkan pada 1882 untuk menghalangi sebuah kelompok etnis tertentu dari imigrasi ke Amerika Serikat. UU tersebut ditarik oleh Magnuson Act pada 17 Desember 1943.
Hingga akhir hayatnya di usia 76 tahun, James Wong Howe telah menorehkan prestasi di dunia sinematografi hingga Google menjadikannya doodle hari ini untuk menghargai segenap pencapaiannya.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri