tirto.id - Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns atau yang dikenal dengan Sys NS wafat di usia ke-61 tahun, Selasa (23/1/2018). Seniman cum politikus ini akan dimakamkan di TPU Jeruk Perut, Jakarta Selatan.
Sys mengawali karirnya di dunia hiburan ketika menjadi disc jokey. Ia pernah mendapat penghargaan sebagai The Best of Disc Jockey of Indonesia pada 1975.
Namun, namanya mulai mencuat saat menjadi pemandu acara musik Radio Show di TV One pada 2011 lalu. Acara ini sempat digandrungi anak muda karena berani menawarkan sesuatu yang berbeda.
Saat stasiun TV lain gencar-gencarnya menayangkan musik arus utama, terutama pop melayu, Sys dan Radio Show justru memberi ruang lebih kepada musik-musik berkualitas seperti Melancholic Bicth, Navicula, Edane, Roxx hingga Efek Rumah Kaca, yang saat itu tak mendapat tempat di stasiun televisi.
Pengamat musik Adib Hidayat mengatakan Sys bersama timnya mampu memberikan filter untuk memilih band mana saja yang pantas tampil di TV One tanpa mempermasalahkan aliran musik.
“Jadi genre bukan lagi persoalan, makanya metal juga tampil di situ, Roxx bergantian main sama Edane,” kata mantan Pemimpin Redaksi Rolling Stone Indonesia ini saat dihubungi Tirto melalui telepon, Selasa (23/1/2018).
Bahkan, kata Adib, Sys dan Radio Show berani menampilkan band-band yang memiliki pendengar khusus tanpa memperhitungkan rating. “Bahkan sampai sekarang TV-TV masih takut untuk memutar lagu atau musik yang secara rating di luar nalar, out of the box,” lanjutnya.
Menurut Adib, hal itulah yang kemudian menjadikan Radio Show digandrungi anak muda. “Pada akhirnya membuat banyak orang suka dengan acara Radio Show, band-band pada ngantri dan request, berikutnya band ini dong, band A, band B,” kata dia.
Adib menyatakan, Radio Show memiliki pengaruh terhadap industri musik di Indonesia karena mampu memberikan referensi-referensi musik yang berkualitas kepada pendengar.
“Orang Indonesia yang biasanya dijejali acara sinetron dan musik arus utama dapat asupan-asupan gizi dari musik yang mungkin mereka tidak tahu namanya, mengingat nama saja susah,” katanya.
“Tapi, ketika band ini perform kan ada luapan energi yang muncul dari layar kaca, seluruh Indonesia secara tidak langsung jadi tahu ini band apa sih, oh ada band namanya Edane, oh ada band namanya Pas Band, band namanya Burgerkill, BIP segala macam itu,” lanjutnya.
Selain itu, Radio Show juga menjadi semacam tempat untuk pendengar Indonesia mengenal beragam genre yang selama ini tidak mereka ketahui.
“Malah bagus untuk menjadi semacam etalase musik Indonesia dengan beragam genre yang akhirnya orang Indonesia yang tadinya tidak mau dengerin 'musik' akhirnya jadi kecuci otaknya,” lanjutnya.
Radio Show, kata Adib, menjadi salah satu sumber untuk mencari band dan musisi baru yang selama ini tidak terdengar dan tidak pernah dengan lagunya di radio, bahkan di TV.
Adib menjelaskan, sebenarnya Sys bersama Eros Djarot tengah mempersiapkan acara penggalangan dana untuk musisi senior Yocky Suryo Prayogo yang sedang sakit.
“Dia itu lagi nyusun sebuah kejutan untuk kita semua, jadi dia ngundang beberapa musisi terkenal, tapi [kita] enggak boleh tahu [musisi] yang mau ditampilkan besok,” ungkapnya.
“Saya sekarang masih bertanya-tanya, siapa sih yang mau dikumpulin,” ungkap Adib.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto