tirto.id - Di antara Kegaduhan Pilkada DKI Jakarta, satu hal yang muncul dan kemudian menjadi populer adalah One Kecamatan One Center for Entrepreneurship (OK OCE). Program ini selalu diidentikan dengan Sandiaga Uno dan dibumbui dengan gimmick 3 jari, mengindentifikasi jadi salam OK OCE.
Salam OK OCE ini selalu diungkapkan Sandiaga kala debat atau berkampanye. Apapun pertanyaanya, jawabannya selalu diakhiri dengan OK OCE. Alhasil oleh pendukung lawan, gimmick ini tentu jadi perundungan.
Soal perundungan ini, Sandiga pun sempat berkeluh kesah kepada wartawan. "Apa yang dilakukan (pendukung paslon lain, red) kepada kami, kami ikhlaskan saja. Pasti ada perbaikan ke depan," kata Sandi saat berkampanye pada 11 Februari lalu. "Program yang sukses itu selalu di-bully. Bagi saya, tidak apa-apa asalkan jangan mengganggu saja," ungkapnya lagi.
Namun siapa sangka, semakin dirundung program OK OCE malah semakin populer. Setidaknya seperti itulah hasil temuan dari lembaga survei Charta Politica Indonesia. Menurut survei tersebut, warga DKI Jakarta cenderung melihat program OK OCE sebagai tren positif. Menurut Charta Politika, ada 32,4 persen responden yang mengatakan mereka suka dengan program OK OCE.
Charta Politica Indonesia menyebut OK OCE bukan faktor dominan yang dapat memengaruhi elektabilitas Anies-Sandi, namun popularitas OK OCE tidak bisa diremehkan. Dan benar saja, OK OCE adalah salah satu program yang membikin Anies-Sandi bisa memenangkan pertarungan.
Program OK OCE ini sukses menggaet mayoritas suara ibu-ibu yang populasinya mencapai 20 persen dari pemilih Pilkada DKI Jakarta. Hal ini diakui oleh tim pemenangan Anies-Sandi, Mardani Ali Sera kepada Tirto baru-baru ini. "Selain KJP Plus kami juga meminta kader-kader di bawah untuk mengkampanyekan program ini. Caranya tak semata ucapan saja, namun juga lebih konkret dengan memberikan pelatihan wirasusaha secara langsung," katanya.
Program OK OCE sebelumnya telah didaftarkan kepada Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) oleh Sandiaga Uno pada 23 Februari lalu. Menurut Advokat HMBC Rikrik Rizkiyana, pendaftaran tersebut adalah pendaftaran merek, bukan pendaftaran paten.
Karena, menurutnya, paten itu untuk teknologi, sedangkan OK OCE merupakan merek yang ditemukan oleh Sandiaga.
"Itu kan prosesnya pendaftaran terhadap brand, bukan paten ya. Kalau dalam istilah hukum itu pendaftaran merk dari OK OCE yang memang ditemukan oleh Pak Sandiaga Uno," kata Rikrik kepada Tirto, Senin, (15/5).
Program yang Dipatenkan
Keseriusan Sandi kian terlihat saat dirinya mematenkan program OK OCE pada 23 Februari. Sandi menegaskan, meskipun OK OCE dipatenkan, tetapi program tersebut adalah milik masyarakat, bukan miliknya pribadi. Sehingga ia berharap OK OCE dapat menjadi program yang berkelanjutan di DKI Jakarta dan bukan hanya untuk menghadapi kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.
“Untuk program yang hubungannya dengan ekosistem ini harus berkelanjutan. Untuk memastikan berkelanjutan, salah satunya menjadikan badan hukumnya sebagai perhimpunan. Ini belum kita putuskan. Nanti akan coba kita kaji sedalam-dalamnya, yang penting ini adalah niatnya ikhlas tulus membantu memberdayakan ekonomi rakyat," jelas Sandiaga.
Hal itu pun turut diperkuat pernyataan Rikrik Rizkiyana, yang menyatakan dengan adanya kejelasan hukum, OK OCE dapat terhindar dari konflik kepentingan ke depannya. “Kalau masyarakat punya bentuk partisipasi yang lain, Mas Anies dan Mas Sandi pun akan memberikan perlakuan yang sama,” kata Rikrik.
Dibentuk jadi Akademi
Untuk mempersiapkan program ini akan berjalan efektif, Sandiaga meluncurkan OK OCE Academy pada Selasa (16/5). Menurut Sandiaga, program ini digunakan untuk menekan angka pengangguran di DKI Jakarta dengan jalur wiraswasta.
"Banyak sekarang yang nganggur dan nyari kerja susah dan saya rasa cara bisa banyak nampung pekerja yaitu wirausaha. Kebijakan ini saya rasa mampu mengurangi pengangguran. Tugas pemprov untuk mempermudah perizinan bagi DKI Jakarta juga akan semakin dipermudah," kata Sandiaga di Mal PIK Avenue, Jakarta, Selasa (16/5/)
Selanjutnya, menurut Anies, program ini juga akan menjawab problema penciptaan lapangan kerja, yakni soal lahan usaha dan perizinan.
"Oke Oce Academy menjawab beberapa tantangan yang kita hadirkan untuk penciptaan lapangan kerja. Satu adalah tantangan lahan usahanya. Di sini Pak Andawira dengan Perhimpunan Pengusaha Jasa Kantor Bersama Indonesia (Perjakbi) yang bekerjasama untuk menyediakan lahan usaha," kata Sandiaga.
Sedangkan, perkara perizinan, menurutnya akan difasilitasi oleh Pemprov DKI Jakarta. "Pemprov DKI ke depan akan memastikan bahwa semakin hari semakin bisa melayani dunia usaha untuk kemudahan perizinan," kata Sandiaga.
Tidak hanya itu, melalui program ini, Sandiaga juga menyebut Pemprov juga akan memfasilitasi para pelaku usaha pemula untuk mendapatkan akses ke institusi perbankan guna mendapatkan permodalan.
"OK OCE ini difokuskan untuk menggandeng institusi perbankan untuk permodalan sebetulnya. Karena kami melihat kebutuhan modal yang sangat besar, kami menginginkan APBD fokus untuk membangun infrastruktur, kesehatan, dan program pendidikan yang lebih baik," jelasnya.
Edy Junaedi, Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP DKI Jakarta, mengatakan program ini dapat untuk menaikkan peringkat ISO Doing Business DKI Jakarta. "Tahun ini kami punya target untuk masuk ke Top 40 dari peringkat ISO agribisnis. Tentunya banyak deregulasi yang kami lakukan, simplifikasi, kemudahan prosedur, biaya dan sebagainya untuk nanti bisa mendongkrak ini lebih cepat," katanya di Mal PIK Avenue, Selasa (16/5).
Ia pun menyebut konsep virtual office yang diusung oleh OK OCE Academy sangat selaras dengan target tersebut. Karena, menurutnya, itu akan lebih mudah untuk dapat memberikan perizinan bagi usaha pemula. "Justru dengan adanya virtual office ini, ketika nanti dia mendapatkan tempat usaha, izinnya pun bisa langsung diberikan pada saat yang bersamaan," katanya.
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan