tirto.id - Lembaga Survei Charta Politica Indonesia menilai program yang ditawarkan oleh masing-masing kandidat sangat mempengaruhi elektabilitas pasangan calon. Dalam adu program, petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat mendapatkan tren positif pada pada program KJP (Kartu Jakarta Pintar) dan KJS (Kartu Jakarta Sehat).
Sementara paslon nomor urut 3, Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga S Uno, mendapatkan tren positif pada program OK OCE (One Kecamatan One Centre of Entrepreneurship), namun dianggap lemah pada program DP rumah 0 persen.
Direktur eksekutif Charta Politica Indonesia, Yunarto Wijaya menilai bahwa program yang digalakkan Cawagub Sandiaga, OK OCE, kendati populer di mata masyarakat, memberikan pengaruh namun bukan sebagai faktor yang dominan.
Dari hasil survei Charta Politica, responden yang mengaku menyukai KJP dan KJS sebanyak 37,0 persen, pembenahan transportasi sebanyak 7,8 persen, reformasi birokrasi sebanyak 7,4 persen, Penataan kota sebanyak 3,5 persen, Anti korupsi sebanyak 3,0 persen, normalisasi sungai sebanyak 2,6 persen dan sebanyak 38,7 persen tidak menjawab atau tidak tahu. Sedangkan beberapa program petahana yang tidak disukai warga yakni penggusuran sebanyak 10,0 persen, Ganjil Genap sebanyak 2,6 persen, KJP dan KJS sebanyak 2,2 persen, Reklamasi, sebanyak 6,1 persen, rumah susun sebanyak 2,2 persen dan sebanyak 77,0 persen tidak menjawab atau tidak tahu.
Lebih lanjut, untuk pasangan Anies-Sandiaga, sebanyak 32,4 persen responden mengatakan menyukai program OK OCE yang ditawarkan. Sebanyak 25,0 persen menyukai KJP Plus, 7,9 persen membuka lapangan pekerjaan, 6,0 persen DP rumah 0 persen, dan sebanyak 28,7 persen tidak menjawab atau tidak tahu.
Sementara, untuk program yang tidak disukai dari pasangan nomor urut 3, yakni program DP rumah 0 persen sebanyak 17,1 persen, 1,9 persen OK OCE, dan sebanyak 81,0 persen mengatakan tidak tahu atau tidak menjawab. Dalam survei tersebut, Charta Politica Indonesia menyebutkan bahwa dalam proses pemilihan kandidat, sebanyak 25,3 persen respondent memilih program yang ditawarkan. Selebihnya, sebanyak 43,2 persen memilih rekam jejak, 25,4 persen memilih karena kepribadian kandidat, dan sebanyak 6,0 persen tidak memilih atau tidak menjawab.
Survei yang dilakukan Charta Politika Indonesia dilakukan pada tangga 17-12 April 2017 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sample sebanyak 782 responden dari 1000 responden yang direncanakan. Responden tersebar di lima wilayah kota administrasi yakni Jakarta Barat, Timur, Selatan, Utara dan Pusat yang berusia di atas 17 tahun. Survei menggunakan metode acak bertngkat (multistage random sampling) dengan margin of error kurang lebih sebanyak 3,5 persen pada tingkat keepercayaan 95 persen.
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Yandri Daniel Damaledo