tirto.id - Khutbah Jumat yang berlangsung di bulan Zulkaidah 1445 H kali ini bakal mengangkat tema tentang ibadah haji dan keutamaannya dalam Islam. Hal ini berkaitan dengan musim haji yang tengah berlangsung.
Pelaksanaan ibadah haji 2024 telah dimulai sejak keberangkatan jemaah haji Indonesia mulai 12 Mei 2024. Waktu keberangkatan dibagi ke dalam 2 gelombang, yaitu gelombang 1 dan 2.
Keberangkatan jemaah haji dari Indonesia ke Madinah Gelombang 1 berlangsung pada 12-23 Mei 2024. Adapun keberangkatan Gelombang 2 dengan rute Indonesia-Jeddah dimulai 24 Mei-10 Juni 2024.
Lantas, bagaimana isi khutbah Jumat tentang ibadah Haji dan keutamaannya dalam Islam?
Khutbah Jumat tentang Ibadah Haji dan Keutamaannya dalam Islam
Berikut adalah contoh isi khutbah Jumat tentang ibadah Haji dan keutamaannya dalam Islam:
Khutbah I
Ma’asyiral Muslimin Muslimat rahimakumullah......
Khotib tidak berhenti untuk mengimbau kepada diri sendiri maupun seluruh jamaah, agar selalu meningkatkan iman dan takwa. Selain itu, tidak lupa untuk menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan perintah-Nya.
Hadirin jemaah Jumat yang berbahagia....
Umat Islam sekarang ini mulai memasuki musim haji. Kaum muslimin dari segala penjuru dunia telah berangkat ke Makkah, yang berlangsung dari bulan Zulkaidah 1445 H hingga Dzulhijjah 1445 H.
Sebagaimana kita ketahui, ibadaha haji merupakan rukun Islam yang kelima. Allah Swt., dalam Surah Ali Imran ayat 97, menguraikan kewajiban menunaikan ibadah haji seperti berikut ini:
"Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, [di antaranya] Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya [Baitullah], maka amanlah dia. [Di antara] kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, [yaitu bagi] orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari [kewajiban haji], maka sesungguhnya Allah Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu pun] dari seluruh alam," (QS. Ali-Imran [3]: 97).
Dari penjelasan di atas, kewajiban melaksanakan ibadah haji ditujukan untuk orang-orang yang memang mampu. Level kemampuan itu meliputi orang-orang yang sudah akil balig dan sanggup menempuh perjalanan ke sana, memiliki bekal cukup untuk dirinya sendiri maupun keluarga yang ditinggal pergi.
Selain itu, orang yang dapat melaksanakan ibadah haji setidaknya memiliki kampuan fisik memadai, serta akses angkutan untuk pergi ke Makkah. Namun demikian, terdapat satu bekal lagi yang cukup penting dalam menunaikan ibadah haji.
Apa bekal itu, saudara-saudara?
Ya, bekal itu adalah ilmu dan takwa. Apa yang dimaksud ilmu berkaitan dengan pengetahuan tentang cara berhaji. Wawasan ini cukup penting dan utama karena menyangkut keabsahan serta diterima atau tidaknya ibadah haji.
Layaknya ibadah wajib lain dalam Islam, haji juga mempunyai rukun-rukun yang mesti dilakukan. Rukun ibadah haji mencakup ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadah, sai, tahalul, serta tertib dan urut.
Menjadi kerugian jika rasa lapar, haus, letih, tenaga, waktu, dan harta yang kita keluarkan, justru tanpa membuahkan manfaat, hanya karena kita tak memiliki bekal dan pengetahuan cukup menunaikan ibadah haji. Padahal, haji adalah ibadah yang minimal dapat dilakukan seorang muslim sekali seumur hidup.
Jemaah Jumat yang saya sayangi dan hormati...
Ibadah Haji mempunyai banyak keutamaan. Keutamaan itu meliputi ampunan bagi orang yang melaksanakannya dan orang-orang yang menitipkan ampunan pada jemaah haji.
Penghapusan dosa juga termasuk dalam keutamaan ibadah haji. Hal ini berlaku juga untuk jemaah haji yang tidak berbuat maksiat, sebagaimana ditegaskan dalam hadist berikut:
"Dari sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Siapa saja yang berhaji, lalu tidak berkata keji dan tidak berbuat dosa, niscaya ia pulang (suci) seperti hari dilahirkan oleh ibunya (HR Bukhari, Muslim, An-Nasai, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)."
Allah Swt. diyakini juga akan menyambut hangat orang-orang yang pergi berhaji dan umrah. Sebab, Rasulullah Saw. sendiri mengatakan (dalam (H.R. Nasa’ia, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban), bahwa mereka termasuk tamu Allah Swt.
Apapun permohonan yang dikeluarkan, Allah Swt. bakal mengabulkannya. Bahkan, jika permohonan itu merupakan ampunan kepada Allah Swt atas dosa-dosa yang telah diperbuat.
Keutamaan lain dari beribadah haji adalah balasan surga, terutama bagi haji yang mabrur. Hal ini juga disinggung oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra.:
“Pelaksanaan umrah yang disusul oleh umrah berikutnya adalah penghapus dosa yang dilakukan di antara keduanya. Dan, haji yang mabrur tidak ada balasannya selain surga.”
Demikianlah khotbah Jumat tentang ibadah Haji dan keutamaannya dalam Islam. Ada kurangnya itu pasti dari saya, sementara semua yang benar sudah pasti berasal dari Allah Swt. Semoga bisa memberi manfaat pada kita semua. Aamiin allahumma aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْاِحْتِرَامِ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَاإِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ إِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْأَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا إِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Yulaika Ramadhani