Menuju konten utama
Naskah Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Singkat: Tahun Baru Semangat untuk Harapan & Hal Baik

Khutbah Jumat singkat terbaru Tahun Baru tentang harapan dan doa-doa terbaik.

Khutbah Jumat Singkat: Tahun Baru Semangat untuk Harapan & Hal Baik
Ilustras berdoa. foto/IStockphoto

tirto.id - Bismillaahirrohmaanirrohiim

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Alhamdulillah, puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan nikmat dan hidayah dari-Nya kita dapat berkumpul kembali dalam majelis khotbah dan salat Jumat pada hari ini.

Salawat dan salam senantiasa tercurah pada junjungan kita Baginda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarganya.

Insya Allah kita semua termasuk dalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunah Beliau hingga ajal menjemput kita. Aamiin allahumma aamiin.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Hari ini kita telah sampai di penghujung tahun 2021, dan besok insya Allah kita akan memasuki awal tahun masehi 1 Januari 2022. Kalender di rumah akan berganti dari 2021 menjadi 2022.

Tahun baru masehi ini umumnya dirayakan oleh masyarakat dunia, hanya saja tahun ini kita masih dalam situasi Pandemi Covid-19, jadi kita juga masih dalam kondisi waspada, apalagi dengan munculnya varian baru Omicron.

Berkaitan dengan itu, khotbah Jumat kali ini akan mengambil tema "Menyambut Tahun Baru 2022 dengan semangat untuk harapan dan hal-hal yang baik".

Khotbah Jumat Singkat

Jamah salat Jumat yang dirahmati Allah,

Kita semua di sini telah merasakan bahwa Pandemi Covid-19 telah membawa banyak dampak di segala sektor, baik kesehatan, kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan masih banyak lagi.

Namun, sebagai umatnya kita tentu dilarang berputus asa atas kondisi apa pun. Allah SWT berfirman:

قُلۡ يٰعِبَادِىَ الَّذِيۡنَ اَسۡرَفُوۡا عَلٰٓى اَنۡفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُوۡا مِنۡ رَّحۡمَةِ اللّٰهِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ يَغۡفِرُ الذُّنُوۡبَ جَمِيۡعًا‌ ؕ اِنَّهٗ هُوَ الۡغَفُوۡرُ الرَّحِيۡمُ

Qul yaa'ibaadiyal laziina asrafuu 'alaaa anfusihim laa taqnatuu mirrahmatil laah; innal laaha yaghfiruz zunuuba jamii'aa; innahuu Huwal Ghafuurur Rahiim

Artinya: Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53).

Kita semua pasti juga paham bahwa setiap ujian, termasuk musibah dan pandemi ini, pasti ada hikmah yang bisa kita ambil sebagai orang beriman:

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا ‌ؕ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا اكۡتَسَبَتۡ‌ؕ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ اِنۡ نَّسِيۡنَاۤ اَوۡ اَخۡطَاۡنَا ‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَاۤ اِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِنَا ‌‌ۚرَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ‌ ۚ وَاعۡفُ عَنَّا وَاغۡفِرۡ لَنَا وَارۡحَمۡنَا ۚ اَنۡتَ مَوۡلٰٮنَا فَانۡصُرۡنَا عَلَى الۡقَوۡمِ الۡكٰفِرِيۡنَ

Laa yukalliful-laahu nafsan illaa wus'ahaa; lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat; Rabbanaa la tu'aakhiznaa in nasiinaaa aw akhtaanaa; Rabbanaa wa laa tahmil-'alainaaa isran kamaa hamaltahuu 'alal-laziina min qablinaa; Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thoo qatala nabihi, wa'fu anna, waghfrilana, warhamna, anta maulana, fanshur naa 'alaal qaumil kaafiriin.

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286)

Hadirin jamah Jumat rahimakumullah,

Karenanya, sebagai hamba yang beriman kita jangan pernah putus asa dengan semua harapan dan hal-hal yang baik.

Dikutip dari laman NU Online, Gus Miftah pernah menyampaikan, dalam menghadapi pendemi Covid-19 kita harus menggunakan harapan, bukan hanya dengan angan.

Ia lalu mengutip perkataan Ibnu Atha’illah as-Sakandari, harapan (rajâ’) adalah sesuatu yang diikuti oleh amalan.

Sementara angan (tamannî) sebaliknya, tidak dibarengi amalan sama sekali. Gus Miftah melanjutkan, harapan dan angan adalah dua perkara yang serupa. Tetapi datang melalui saluran yang berlainan, kemudian meninggalkan kesan yang berbeda.

Harapan memberi daya hidup positif bagi hamba untuk beramal ibadah. Sedangkan angan-angan adalah sifat negatif, yang pelakunya menginginkan besar, tapi tak mampu melakukan apa pun, sehingga hanya menjadi mimpi dan lamunan.

Alangkah baiknya kita tidak hanya berharap Covid-19 segera selesai, tetapi juga direalisasikan dengan doa bersama.

Contohnya, mungkin kita berpikir PPKM Darurat menutup akses udara, PPKM Darurat menutup akses laut, PPKM darurat menutup akses darat. Tapi yakinlah, PPKM Darurat tidak menutup akses kita kepada Allah SWT. Teruslah berdoa.

Seharusnya doa menjadi senjata utama dalam menghadapi Covid-19. Harapan-harapan positif kita agar diangkatnya pandemi, harus dibarengi doa.

Dengan berdoa maka kita telah menggantungkan persoalan ini kepada Allah. Jika persoalan langsung digantungkan kepada Allah, pasti akan terealisasikan.

Mengutip perkataan Gus Miftah "Tidak akan pernah terhenti sebuah permintaan ketika kamu sandarkan permintaanmu kepada Tuhanmu. Dan tidak akan mudah sebuah persoalan ketika kamu hanya percaya dengan kemampuanmu."

Menutup khotbah kali ini, sebuah kata-kata Syekh Ahmad ibn Atha'illah as-Sakandari dalam al-Hikam ini patut menjadi renungan:

رُبَّ عُمُرٍ اتَّسَعَتْ آمادُهُ وَقَلَّتْ أمْدادُهُ، وَرُبَّ عُمُرٍ قَليلَةٌ آمادُهُ كَثيرَةٌ أمْدادُهُ.

"Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang. Kadang pula umur berlangsung pendek namun manfaat melimpah."

Semoga kita menjadi pribadi yang mampu menunaikan sisa usia kita dengan sebijak-bijaknya, dan terhindar dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia.

Tetaplah berharap dan berdoa untuk semua hal-hal yang baik di tahun ini, apa pun masalah yang terjadi di masa lalu, semua ada masanya termasuk pandemi. Yakinlah bahwa Allah senantiasa bersama kita dan tidak membebankan melebihi kesanggupan kita

Amiin yaa rabbal 'alaamiin. Wallahu a’lam bisshawâb.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom