tirto.id - Khutbah Jumat Februari 2025 dengan tema "Persiapan Menyambut Ramadhan" dapat menjadi referensi untuk khotib yang ingin menekankan pentingnya kedatangan bulan suci Ramadhan. Dengan waktu yang hanya seminggu lagi, umat Islam mesti mengencangkan ikat pinggang dalam menyambut Ramadhan 1446 H. Apa saja yang perlu dipersiapkan?
Awal Ramadhan 1446 H akan berlangsung pada tanggal-tanggal pertama Maret 2025. Untuk kalangan Muhammadiyah, hari pembuka bulan puasa sudah ditetapkan, yaitu pada Sabtu, 1 Maret 2025. Dalam menentukan awal Ramadhan, Muhammadiyah menggunakan metode hisab (perhitungan), yaitu hisab hakiki wujudul hilal.
Sementara itu, kalangan Nahdlatul Ulama (NU) atau umat Islam yang mengikuti Kementerian Agama (Kemenag) masih menunggu hari terakhir Syaban 1446 H yang bertepatan pada Jumat, 28 Februari. Jika pada hari tersebut hilal (bulan baru) terlihat, 1 Ramadhan akan terjadi pada Sabtu, 1 Maret. Namun, jika hilal tidak terlihat, bilangan Syaban dibulatkan jadi 30 hari. Artinya, hari pertama puasa berlangsung pada Minggu, 2 Maret.
Dengan waktu yang hanya tersisa seminggu lagi, umat Islam perlu memiliki bekal menyambut Ramadhan. Apa saja yang mesti menjadi bahan renungan agar kita dapat mewarnai bulan puasa kali ini dengan kebaikan? Apa saja yang mesti dihindari agar hari-hari sepanjang bulan suci ini bukan sekadar seremonial belaka?
Khutbah Jumat Februari 2025 Persiapan Menyambut Ramadhan
Assalamualaikum wa Rahmatullahi Wabarakatuh
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Tidak henti-hentinya khatib mengingatkan tentang pentingnya iman dalam kehidupan kita. Iman adalah fondasi utama dalam setiap amal perbuatan yang dilakukan oleh seorang muslim. Apalagi, bulan Ramadhan yang mulia segera tiba.
Sepanjang bulan tersebut, seorang muslim yang sudah balig dan tidak terkena udzur syar'i diwajibkan untuk berpuasa. Ramadhan tidak hanya sebatas menahan lapar dan dahaga. Lebih dalam lagi, Ramadhan adalah tentang menguatkan iman dan takwa kepada Allah.
Semakin dekatnya kita dengan Ramadhan, semestinya di hati kita semakin kuat pula keinginan untuk mengisi bulan tersebut dengan berbagai amalan. Bukan cuma demi mendapatkan pahala dan menghapus dosa. Puasa adalah salah satu cara paling istimewa untuk mendekatkan diri dengan Allah.
Diriwayaatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, "Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia (puasa) untuk-Ku dan Aku (sendiri) yang akan membalasnya.” (H.R. Bukhari)
Hadirin yang berbahagia,
Menjelang Ramadhan 1446 H, terdapat 3 persiapan menyambut Ramadhan yang mesti dilakukan seorang muslim. Yang paling pertama dan utama adalah memperbaiki hubungan dengan Allah. Manusia memang tidak bisa lepas dari perbuatan salah dan dosa. Namun, bukan berarti pula ia tidak bisa membersihkan diri.
Ramadhan adalah momentum pembersihan diri tersebut. Sepanjang bulan, umat Islam dilatih untuk terus-menerus menjaga dirinya. Pada siang hari, sejak fajar shadiq terbit hingga matahari terbenam, seorang muslim tidak hanya menahan lapar dan haus. Ia juga mesti menyingkirkan ucapan tercela dan mengendalikan emosinya. Saat malam tiba, ia sibuk dengan berbagai ibadah mulai dari shalat sunnah hingga tadarus Al-Qur'an.
Sebelum rangkaian ibadah yang intens tersebut, sudah semestinya kita mendekatkan diri kepada Allah jelang Ramadhan. Misalnya, dengan mandi dan shalat sunnah taubat. Langkah lain adalah menjauh dari perbuatan-perbuatan buruk sehingga ketika bulan puasa tiba, kita sudah terbiasa dalam rute yang benar.
Persiapan kedua adalah menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dengan bersilaturahim. Dalam setahun lampau, mustahil jika kita tidak menyakiti orang lain, baik sengaja maupun tidak disengaja. Dalam setahun terakhir, mungkin pula kita melewatkan silaturahim dengan orang-orang tertentu karena kesibukan.
Tradisi meminta maaf jelang Ramadhan adalah momentum untuk menjaga silaturahim. Dengan semakin canggihnya teknologi, menelepon atau mengirim pesan kepada keluarga jauh, guru, atau teman lama, dapat dilakukan dengan mudah. Dengan meminta maaf, niscaya hati kita sudah lebih bersih dan lapang jelang Ramadhan.
Persiapan terakhir menjelang Ramadhan adalah memperbanyak ilmu tentang bulan suci tersebut. Kita dapat membaca kitab-kitab yang mengupas keistimewaan Ramadhan dan apa saja yang dapat dilakukan sepanjang bulan ini. Melakukan amalan tanpa ilmu, akan membuat amal tersebut tidak sempurna.
Hadirin yang dimuliakan Allah, demikian tadi 3 persiapan menyambut Ramadhan yang dapat dilakukan dalam seminggu ke depan.
Khutbah Kedua Jumat dalam Bahasa Arab & Indonesia
Sahabat-sahabat yang dimuliakan Allah, persiapan menuju bulan Ramadan membutuhkan kesiapan diri. Tidak hanya fisik (badan) saja, tetapi juga kesiapan amal, kesiapan ekonomi, kesiapan ilmu, dan yang terutama kesiapan batin (spiritual). Oleh karena itu, mari kita jadikan Ramadan sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan memperbaiki kualitas hidup kita.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ .رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.
Editor: Iswara N Raditya