tirto.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengklaim 32 dari 38 kabupaten/kota di wilayahnya menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1. Hal itu berdasarkan hasil asesmen dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) soal situasi COVID-19 di Jatim.
"Di Jawa Timur, sudah satu bulan terakhir ada 32 kabupaten/kota masuk level 1 menurut asesmen level dari Kemenkes. Sedangkan enam kabupaten/kota yang masuk level 2," ujar Khofifah dikutip dari Antara, Senin (11/10/2021).
Menurut dia, asesmen level dari Kemenkes itu merupakan standar WHO dalam memonitor penyebaran COVID-19. Asesmen level dari Kemenkes itu mengacu pada enam parameter meliputi kasus konfirmasi, rawat inap rumah sakit, kematian, testing, tracing, dan treatment yang dilakukan secara masif dan terukur.
Sedangkan asesmen level PPKM berdasarkan Inmendagri Nomor 47 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4, Level 3, Level 2 dan Level 1 COVID-10 di Wilayah Jawa dan Bali, di mana pada poin kedua menginstruksikan penetapan level wilayah ditambah dengan indikator capaian total vaksinasi dosis 1 dan vaksinasi dosis 1 lanjut usia di atas 60 tahun dari target vaksin di setiap wilayah algomerasi.
"Sebagai contoh, Kota Surabaya. Itu dosis 1 sudah 100 persen, dosis 2 sudah di atas 70 persen, lansianya dosis 1 dan 2 juga di atas 70 persen. Tetapi, belum bisa disebut PPKM Level 1, karena wilayah itu dihitung secara algomerasi. Harus dilihat bagaimana wilayah Bangkalan, Gresik, dan wilayah algomerasi Surabaya Raya," kata Khofihah.
Sementara itu, asesmen level PPKM menurut Inmendagri Nomor 47 Tahun 2021, di Jawa Timur terdapat 32 kabupaten/kota level 3 dan lima kabupaten/kota level 2, sedangkan satu daerah masuk PPKM level 1.
Khofifah bilang meski secara asesmen level Kemenkes sudah mulai membaik, pihaknya meminta masyarakat tetap menjaga dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
Dia juga meminta pemerintah daerah di wilayah Jawa Timur untuk terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 agar kekebalan kelompok segera terbentuk dan menekan kasus COVID-19.