Menuju konten utama

Keuntungan Televisi Ketika Menayangkan Sidang Ahok

Komisi Yudisial dan Dewan Pers sempat meminta agar persidangan kasus Ahok tak disiarkan secara langsung. Tapi selain besarnya perhatian publik, penyiaran sidang juga mendatangkan penonton dan iklan bagi stasiun televisi.

Keuntungan Televisi Ketika Menayangkan Sidang Ahok
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama bersiap menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di PN Jakarta Utara, Jakarta, Selasa (20/12). Sidang lanjutan digelar dengan agenda tanggapan jaksa atas nota keberatan (eksepsi). ANTARA FOTO/Pool/M Agung Rajasa/kye/16

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama kemarin di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajah Mada. Sama seperti sidang pertama, sidang kedua kali ini pun ditayangkan secara langsung oleh berbagai saluran televisi.

Saat sidang pertama 13 Desember lalu, Ketua Majelis Hakim, Dwiyarso Budi Santiarto menegaskan bahwa sidang Ahok ini tidak akan selamanya ditayangkan langsung. Dwiyarso tampaknya mengikuti arahan Komisi Yudisial yang meminta sidang digelar secara terbatas.

Muncul kekhawatiran sidang Ahok ini akan serupa dengan nasib sidang kopi bersianida yang menjerat Jessica Kumala Wongso. Kasus Jessica adalah contoh buruk massifnya tayangan langsung di televisi yang memperlihatkan independensi peradilan bisa dipengaruhi opini publik.

Stasiun televisi menangguk untung dari saga Jessica. Animo masyarakat terhadap siaran langsung persidangan membuat rating dan share naik. Jumlah iklan pun lebih banyak dibanding hari-hari tanpa tayangan langsung persidangan. Lalu bagaimana dengan kasus sidang Ahok?

Setidaknya ada banyak stasiun TV yang menayangkan sidang perdana Ahok pada 13 Desember, pekn llalu. Tidak hanya stasiun TV berita macam Kompas TV, tvOne, Metro TV, CNN Indonesia atau iNews TV, stasiun TV bersegmentasi umum seperti Indosiar dan Net TV pun tak ingin ketinggalan dalam riuh pemberitaan sidang Ahok.

Data dari Nielsen Media Research mencatat bahwa saat penyiaran sidang Ahok, yang paling mendapat nilai positif adalah tvOne. Pada durasi 08.00 hingga 12.00, share tvOne melejit hingga 11,3 persen. Angka ini tentu amat besar karena pada hari normal rerata share tvOne berkisar 3-5 persen.

Angka 11,3 persen ini juga melampaui total share seluruh TV berita (Metro TV, Kompas TV, tvOne, iNews TV dll) yang per harinya tak lebih dari kisaran 9-10 persen. Apa yang didapat dari sidang Ahok juga lebih dahsyat ketimbang sidang Jessica mengingat ketika penayangan sidang kopi bersianida, share tvOne hanya berkisar 5-6 persen saja.

Selain tvOne, Nielsen pun memberi data share milik Kompas TV. Beda dengan tvOne, share Breaking News milik Kompas TV tidak begitu besar. Hanya 2,8 persen. Angka ini tidak begitu jauh dengan dengan share di hari biasa yang berkisar di angka 1,5-2 persen. Bagi Kompas TV, tayangan sidang Jessica lebih menguntungkan ketimbang sidang Ahok. Ketika menayangkan sidang Jessica, share Kompas TV selalu di atas 5 persen.

Sayangnya data dari Nielsen hanya memaparkan apa yang didapat tvOne dan Kompas TV, sehingga sulit bagi Tirto.id menganalisis stasiun televisi lain.

Selain urusan share, kesuksesan bisnis sebuah program juga bisa dilihat dari iklan. Seberapa signifikan tayangan langsung sidang Ahok terhadap pendapatan iklan? Untuk itu kita bisa merujuk data dari Adstensity, lembaga riset yang memantau iklan tv komersial (TVC).

Data yang diambil dari Adstensity adalah estimasi nominal pendapatan iklan (kotor) dari tiga saluran TV Berita yakni tvOne, Kompas TV, dan Metro TV.

Dalam konteks ini, data yang dimunculkan adalah estimasi nominal pendapatan, bukan jumlah slot iklan. Sebab jumlah slot iklan tidak selalu berbanding lurus dengan pendapatan.

Memakai pendapatan lebih tepat karena tolok ukurnya didasarkan pada empat hal: durasi (biasanya kelipatan 15 detik), jam tayang, jenis program, dan urutan kemunculan iklan saat break (iklan yang muncul pertama atau bukan). Mesin robot Adstensity sudah mengkalkulasi dan mengkonversi slot iklan yang tampil itu menjadi nominal.

Infografik Sidang Ahok Dalam Layar Kaca

Meski mampu mengkalkulasi berdasarkan lama iklan dan macam-macam harga, data Adstensity ini bersifat estimasi, karena biaya pasti tergantung negosiasi bagian pemasaran dengan si pengiklan. Tapi, harga asli kesepakatan itu berkisar 60-70 persen dari apa yang Adstensity prediksikan. Durasi perhitungan iklan yang diambil dimulai dari pukul 08.00 hingga 12.00.

Pada tanggal 13 Desember, selama kurun empat jam, pendapatan iklan Kompas TV berkisar Rp1,059 miliar, tvOne Rp1,554 miliar dan Metro TV Rp1,604 miliar. Jika dipilah berdasarkan jam, pendapatan tiga stasiun TV tersebut paling banyak saat jam 11 siang. Rinciannya: Kompas TV Rp728 juta, tvOne Rp705 juta, dan Metro TV 830 juta.

Untuk melihat relevansi sidang Ahok dan kenaikan pendapatan iklan, maka kita bisa membandingkannya dengan estimasi pendapatan iklan di hari sebelum dan sesudah sidang digelar.

Pada 12 Desember 2016, selama durasi jam 08.00 hingga 12.00, Kompas TV mendapat Rp671,2 juta, tvOne Rp1,3 Miliar, dan Metro TV 1,617 miliar. Itu artinya dari tanggal 12 ke 13, ada kenaikan besar didapat Kompas TV mencapai 37 persen dan tvOne hanya 15 persen. Sedang MetroTV minus 1 persen.

Lalu bagaimana sehari sesudah sidang Ahok? Kompas TV menerima Rp765,8 juta, tvOne Rp1,296 miliar dan Metro TV 1,297 miliar. Jika dibandingkan dengan 13 Desember, maka revenue tiga stasiun televisi di atas mengalami penurunan, Kompas TV minus 38 persen, tvOne minus 20 persen, dan Metro TV minus 24 persen.

Data-data di atas menunjukkan tayangan langsung sidang Ahok berkorelasi erat dengan kenaikan pendapatan iklan.

Baca juga artikel terkait SIDANG AHOK atau tulisan lainnya dari Aqwam Fiazmi Hanifan

tirto.id - Politik
Reporter: Aqwam Fiazmi Hanifan
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Maulida Sri Handayani