Menuju konten utama

Keuangan Tertekan akibat Pandemi, Waskita Upayakan Negosiasi Utang

Waskita Karya melakukan negosiasi dengan masing-masing kreditur perseroan, termasuk untuk memberikan relaksasi atas kewajiban pembayaran.

Keuangan Tertekan akibat Pandemi, Waskita Upayakan Negosiasi Utang
Warga melintasi pintu gerbang yang rtutup di proyek pembangunan Pasar Rumput, Jakarta, Selasa (20/3/2018). tirto.id/ANdrey Gromico

tirto.id - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengupayakan negosiasi pembayaran utang dengan para krediturnya, di tengah kondisi keuangan yang sedang tertekan akibat dampak pandemi COVID-19.

“Perseroan sedang melakukan negosiasi dengan masing-masing kreditur perseroan, termasuk untuk memberikan relaksasi atas kewajiban pembayaran, pemenuhan ketentuan rasio keuangan, dan/atau ketentuan lain di dalam perjanjian kredit,” ucap Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (11/1/2021).

Taufik mengatakan perseroan telah menggandeng konsultan keuangan dan konsultan hukum independen untuk melakukan proses restrukturisasi pada kewajiban keuangan perseroan. Struktur dan pelaksanaan restrukturisasi akan disesuaikan dengan kondisi keuangan perseroan dan akan diselesaikan secepatnya.

Salah satu opsi yang juga akan dipertimbangkan termasuk rencana divestasi anak perusahaan. Waskita Karya juga mempertimbangkan penerbitan surat utang dengan skema penjaminan dan mengikuti program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang ditetapkan pemerintah.

Menurut laporan keuangan per Q3 2020, Waskita Karya mencatat rugi bersih Rp3,37 triliun. Posisi berkebalikan dibandingkan kondisi Waskita pada Q3 2019 yang masih mampu merogoh laba Rp1,1 triliun.

Dari sisi utang, angkanya juga terus meningkat. Menurut data yang dikutip dari Kementerian Keuangan, per Q2 2020 Debt to Equity Ratio (DER) Waskita Karya telah menyentuh 3,42 kali atau naik dari 2019 yang mencapai 3,21. Idealnya DER menjauhi angka 1 agar jumlah utang tidak sama atau lebih banyak dari ekuitas.

Posisi utang terhadap pendapatan kotor atau debt to EBITDA juga mengalami pemburukan seiring rugi perseroan. Pada Q2 2020 rasio debt/EBITDA-nya berada di minus 67,04 memburuk dari tahun 2019 70,35.

Idealnya posisi debt/EBITDA tidak sampai double digit untuk memastikan pendapatan perusahaan dapat menanggung atau menutup beban utang. Posisi debt/EBITDA yang minus juga dapat menggambarkan perusahaan sedang harus menanggung beban utang dalam kondisi keuangan yang sedang merugi.

Akibat pandemi, harga saham Waskita juga sempat terpuruk hingga Rp452 pada 16 Maret 2020. Namun, secara perlahan harga saham Waskita terus membaik, dan meningkat pesat sejak 30 November 2020. Per 7 Januari, harga saham Waskita mencapai Rp1.670. Saham Waskita pernah mencapai tertinggi pada 26 Februari 2018 di level Rp2.950.

Baca juga artikel terkait PT WASKITA KARYA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti