tirto.id - Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta menyatakan Pilkada Serentak yang diselenggarakan hari ini, Rabu (9/12/2020), tak memberi dampak signifikan bagi perekonomian. Menurut HIPPI, pilkada kali ini hanya menghasilkan aktivitas perputaran ekonomi yang minim sebagai konsekuensi pandemi COVID-19.
“Pilkada serentak tahun ini tidak dapat memberikan dampak ekonomi tersebut di atas karena keterbatasan ruang kampanye yang berpedoman terhadap protokol kesehatan,” ucap Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta Sarman Simanjorang dalam keterangan tertulis yang diterima reporter Tirto, Rabu (9/12/2020).
Sarman menyatakan sejumlah transaksi bisnis memang sering terjadi selama pemilu atau pilkada. Misalnya belanja atribut kampanye, pembuatan baliho, spanduk, umbul-umbul, banner, kaos, topi, stiker, dan lainnya. Sebagian calon bahkan rela merogoh kocek demi panggung hiburan, sewa tenda, kursi, sound system, keyboard, dan artis. Sebagian aktivitas pemilu bahkan membawa rezeki bagi penjual makanan dan minuman.
“Kesemuanya akan menambah omzet UMKM di daerah yang berkontribusi terhadap naiknya transaksi bisnis dan konsumsi rumah tangga,” tutur Sarman.
Sayangnya Pilkada Serentak 2020 mengakibatkan seluruh belanja itu tertahan. Calon tetap menghabiskan biaya untuk kampanye, tetapi umumnya berkaitan dengan kegiatan daring maupun digital. Di luar itu, belanja para calon menurutnya juga bergeser dari kebutuhan konsumtif menjadi alat-alat kesehatan seperti hand sanitizer sampai masker untuk dibagikan kepada masyarakat.
Sebaliknya belanja atribut kampanye minim. Menurut Sarman, Pilkada Serentak 2020 berpotensi menjadi tahapan pemilihan yang paling hemat karena keterbatasan dana maupun minimnya dukungan dari pelaku usaha.
Kalaupun ada dana senilai Rp20 triliun dari pemerintah, itu akan habis untuk keperluan logistik pilkada. Ia ragu uang senilai itu bisa berputar signifikan hingga dapat dirasakan hampir tiap warga.
“Sehingga tidak signifikan dampaknya terhadap kenaikan konsumsi rumah tangga,” ucap Sarman.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Ivan Aulia Ahsan