tirto.id - Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira menilai bakal calon presiden Jokowi lebih berpihak kepada milenial ketimbang bakan calon wakil presiden Sandiaga Uno.
"Kalau Pak Sandiaga masih mengatur perilakunya, Pak Jokowi sudah pada kebijakannya," kata Andreas, di Kantor CSIS, Tanah Abang, Jakarta Barat, Senin (20/8/2018).
Kebijakan tersebut, menurut Andreas, di antaranya adalah dengan pengembangan program Bekraf kepada segmentasi kesenian dan anak muda. Begitu juga pengembangan program pendidikan, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP).
"Program pendidikan kan juga untuk menyiapkan bangsa ke depannya. Ini bukan soal kemasan, tapi substantif," kata Andreas.
Saat disinggung perkara bakal calon wakil presiden Maruf Amin yang tidak mewakili kelompok milenial lantaran usianya yang tua, Andreas menyatakan pihaknya memang tidak berupaya mencitrakan yang bersangkutan dekat milenial.
"Saya kira Pak Maruf tetap menjadi dirinya sendiri. Tapi Pak Jokowi menjadi bagian dari kelompok milenial itu. Bukan hanya dari tindakan, tapi dari kebijakan juga," kata Andreas.
Pendapat Andreas ini kemudian dibantah Waketum Gerindra, Ferry Juliantono. Menurutnya, Sandiaga juga telah mewakili milenial melalui kebijakannya.
"Pak Sandiaga kan punya program OK OCE. Itu pengembangan enterpreneur muda," kata Ferry, di Kantor CSIS, Tanah Abang, Senin (20/8/2018).
Tak cuma itu, Ferry mengklaim animo milenial di media sosial (medsos) juga lebih cenderung ke Sandiaga ketimbang ke Jokowi.
"Setelah deklarasi itu bisa kita lihat bersama di medsos cenderung ke Pak Sandiaga," kata Ferry.
Ada pun jumlah pemilih milenial, menurut Saiful Mujani Research Consulting (SMRC), saat ini setidaknya 34,4 persen masyarakat Indonesia ada di rentang umur emas tersebut.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto