Menuju konten utama

Ketahui Tentang Impostor Syndrome: Defenisi, Gejala dan Penyebabnya

Ketahui tentang impostor syndrome mulai dari defenisi, gejala, penyebab, hingga jenisnya.

Ketahui Tentang Impostor Syndrome: Defenisi, Gejala dan Penyebabnya
Ilustrasi Impostor Syndrome. foto/istockphoto

tirto.id - Impostor Syndrome (IS) akhir-akhir ini menjadi tren karena dikaitkan dengan game "Among Us" yang menggunakan istilah ini dari bagian permainannya. Lalu apa sebenarnya impostor Syndrome itu?

Pengertian Impostor Syndrome

Menurut laman Psychology Today, impostor syndrome disebut juga dengan sindrom penipu. Orang-orang dengan impostor syndrome ini percaya bahwa mereka tidak pantas mendapatkan pencapaian dan penghargaan tinggi yang pada kenyataannya justru mereka miliki.

Penderita impostor syndrome merasa bahwa mereka tidak kompeten atau sepintar yang mungkin dipikirkan orang lain, dan mereka percaya bahwa orang akan menemukan kebenaran tentang mereka.

Padahal mereka yang menderita impostor syndrome seringkali berprestasi baik, mereka juga kemungkinan memegang jabatan tinggi di perusahaan atau memiliki banyak gelar akademis.

Lalu mengapa orang-orang dengan impostor syndrome merasa seperti penipu meskipun ada banyak bukti tentang keberhasilan mereka?

Alih-alih mengakui kemampuan serta upaya mereka, mereka sering mengaitkan pencapaian mereka dengan penyebab eksternal atau sementara, seperti keberuntungan, waktu yang tepat, atau upaya yang tidak dapat mereka keluarkan secara teratur.

Baik dalam bidang pencapaian akademis atau kesuksesan karier, seseorang dapat bergumul dengan tekanan dan ekspektasi pribadi.

Istilah impostor syndrome pertama kali digunakan oleh psikolog Suzanna Imes dan Pauline Rose Clance pada tahun 1970-an. Ketika konsep IS diperkenalkan, pada awalnya dianggap berlaku untuk wanita berprestasi. Sejak itu, IS pun dimaknai dengan pengertian yang lebih luas.

Gejala Impostor Syndrome

Berikut ini beberapa gejala umum dari impostor syndrome aatau sindrom penipu seperti dilansir dari laman Verywell Mind:

  • Meragukan diri sendiri
  • Ketidakmampuan untuk menilai kompetensi dan keterampilan diri secara realistis
  • Mengaitkan kesuksesan dengan faktor eksternal
  • Tidak menyukai kinerja sendiri
  • Ketakutan tidak bisa memenuhi harapan
  • Terlalu berprestasi
  • Sabotase kesuksesan Anda sendiri
  • Meragukan diri sendiri
  • Menetapkan tujuan yang sangat menantang dan merasa kecewa saat sering mengalami kegagalan

Sementara bagi sebagian orang, impostor syndrome dapat memicu perasaan motivasi untuk berprestasi, ini biasanya akan membuat tenaga ekstra dalam bentuk kecemasan yang terus-menerus.

Penderitanya merasa mungkin terlalu mempersiapkan atau bekerja lebih keras dari yang diperlukan untuk memastikan tidak ada yang tahu bahwa dirinya adalah penipu.

Hal ini bisa membentuk lingkaran setan, di mana orang dengan IS berpikir bahwa satu-satunya alasan dirinya selamat dari presentasi yang dilakukan adalah karena ia terjaga sepanjang malam untuk berlatih.

Alasan lainnya seperti dia bisa melewati pesta atau pertemuan keluarga adalah karena dapat mengingat detail tentang semua tamu sehingga dirinya selalu punya ide untuk obrolan ringan.

Masalah dengan sindrom penipu adalah bahwa pengalaman melakukan sesuatu dengan baik tidak mengubah keyakinan. Semakin banyak yang dicapai, justru semakin merasa seperti seorang penipu.

Penyebab Impostor Syndrome

Faktor-faktor tertentu dapat berkontribusi sebagai penyebab sindrom penipu atau impostor syndrome yang lebih umum, seperti seseorang yang mungkin berasal dari keluarga yang sangat menghargai pencapaian atau sering memuji dan bersikap kritis.

Penyebab lainnya adalah ketika seseorang memasuki peran baru yang bisa memicu sindrom penipu. Misalnya, saat mulai masuk kuliah yang mungkin membuat seseorang merasa tidak cocok dan tidak mampu.

Walaupun gejala kecemasan sosial dapat memicu perasaan impostor syndrome, ini tidak berarti bahwa setiap orang dengan sindrom ini memiliki kecemasan sosial atau sebaliknya. Orang tanpa kecemasan sosial juga bisa merasakan kurangnya kepercayaan diri dan kompetensi.

Impostor syndrome sering kali menyebabkan orang yang biasanya tidak cemas mengalami rasa cemas ketika mereka berada dalam situasi di mana mereka merasa tidak mampu.

Jenis Impostor Syndrome

Sindrom penipu dapat muncul dalam berbagai cara. Beberapa jenis impostor syndrome yang telah diidentifikasi adalah:

  • Perfeksionis: Perfeksionis tidak pernah puas dan selalu merasa pekerjaannya bisa lebih baik. Alih-alih fokus pada kekuatan mereka, mereka cenderung terpaku pada kekurangan atau kesalahan apa pun. Hal ini sering kali menyebabkan tekanan diri yang besar dan kecemasan yang tinggi.
  • Pahlawan super: Karena orang-orang ini merasa tidak mampu, mereka merasa harus memaksakan diri untuk bekerja sekeras mungkin.
  • Ahli: Orang-orang ini selalu berusaha untuk belajar lebih banyak dan tidak pernah puas dengan tingkat pemahaman mereka. Meskipun mereka seringkali sangat terampil, mereka meremehkan keahlian mereka sendiri.
  • Jenius alami: Orang-orang ini menetapkan tujuan yang terlalu tinggi untuk diri mereka sendiri, dan kemudian merasa hancur ketika mereka tidak berhasil pada percobaan pertama mereka.
  • Solois: Orang-orang ini cenderung sangat individualistis dan lebih suka bekerja sendiri. Harga diri sering kali berasal dari produktivitas mereka, sehingga mereka sering menolak tawaran bantuan. Mereka cenderung melihat meminta bantuan sebagai tanda kelemahan atau ketidakmampuan.

Baca juga artikel terkait PSIKOLOGIS atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH