Menuju konten utama

Ketahui Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

Tahapan pertama HIV yaitu Periode Jendela, lalu Periode Infeksi Laten, Tahap HIV Kronik dan AIDS.

Ketahui Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS
Ilustrasi HIV pada anak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Salah satu virus berbahaya yang menyerang kekebalan tubuh manusia adalah HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Ia menginfeksi sel darah putih dan merusaknya. Akibatnya, jumlah sel darah putih, yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi, menjadi menurun.

Dikutip dari Healthline, hingga saat ini, belum ada pengobatan efektif untuk menyembuhkan HIV, penanganan yang tersedia berfungsi untuk menurunkan efek destruktif HIV di tubuh manusia, bukan menyembuhkannya secara total.

Di sebagian besar kasus, sekali virus HIV menginfeksi individu, ia bertahan dan laten seumur hidup. Namun, tidak seperti virus-virus penyakit lainnya, ia tidak langsung menimbulkan gejala-gejala parah, namun perlahan-lahan menyerang metabolisme hingga sampai di tahap akut, yang dikenal dengan AIDS.

Jika sudah terinfeksi HIV, kemudian tidak segera diatasi, maka perkembangannya berlangsung cepat, namun kalau sejak awal sudah ditangani, maka virus HIV tidak berkembang ke tahapan yang lebih parah.

Lalu, apa saja tahapan HIV hingga menjadi AIDS, laman Kementerian Kesehatan Indonesia memaparkan empat tahapan sebagai berikut:

1. Periode Jendela

Pada tahap ini, seseorang pertama kali terinfeksi virus HIV yang masuk ke dalam tubuh dan mulai berkembang. Jika seseorang melakukan tes, virus belum tentu bisa terdeteksi dengan pemeriksaan antibodi darah.

Antibodi yang terinfeksi HIV belum tentu terlacak melalui pemeriksaan laboratorium karena kadarnya belum memadai. Deteksi HIV biasanya baru bisa dilakukan dalam 3-6 minggu hingga 12 minggu setelah infeksi pertama kali.

2. Periode Infeksi Laten

Pada tahap kedua ini, virus sudah bisa terdeteksi jika melakukan tes HIV dengan tes darah. Namun, di tahap ini belum ada gejala yang mengindikasikan HIV dan masih bisa beraktivitas seperti biasanya, tergantung juga pada daya tahan tubuh.

Kendati tanda-tandanya belum jelas, bukan berarti virus tidak menyerang tubuhnya, namun metabolismenya sedang bertarung melawan virus. CD4, salah satu tipe sel darah putih mati perlahan-lahan, sebelum menurun drastis ke tahapan ketiga.

Awalnya mungkin belum tampak gejala sama sekali, ataupun jika sudah ada, biasanya telat diketahui sebagai infeksi HIV, karena gejalanya tampak seperti flu biasa. Namun, tanda-tanda yang umum seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, mudah lelah, demam, pegal-pegal, dan ruam sudah mulai tampak.

Menurut CDC, gejala-gejala HIV biasanya muncul dua hingga empat minggu sejak pertama kali ditransmisikan. Gejala-gejala ini bertahan hingga beberapa minggu. Kendati belum menunjukkan gejala parah, atau tidak ada gejala sama sekali, orang dengan HIV bisa menularkan virus ini ke orang lain.

Penularannya bisa melalui hubungan seksual, atau menggunakan transfusi darah yang sudah tercemar HIV, atau jarum suntik bekas. Jika dites dan diketahui membawa virus HIV, orang yang sudah terinfeksi ini disebut dengan ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS).

3. Muncul Gejala Akut atau Tahap HIV Kronik

Selepas infeksi laten, yang berlanjut ke infeksi akut, fase berikutnya menunjukkan gejala-gejala yang jelas. Tahap ini dikenal dengan HIV kronik.

Demam berkepanjangan, penurunan berat badan, diare terus menerus tanpa sebab yang jelas, batuk, dan sesak nafas lebih dari satu bulan terus menerus, kulit gatal-gatal dan muncul bercak merah kebiruan adalah gejala-gejala yang muncul pada tahap ini. Gejala-gejala tersebut menunjukkan sudah ada kerusakan pada sistem kekebalan tubuh.

4. AIDS

Ketika virus HIV sudah melemahkan kekebalan tubuh secara umum, kondisi ini dikenal dengan AIDS. Masih dari CDC, tingkat CD4 atau salah satu sel darah putih, menurun sekitar 200 sel per kubik. Akibatnya, tubuh sangat rentan terkena paparan penyakit.

Secara umum, gejala-gejalanya adalah demam tinggi sekitar 100 derajat fahrenheit, berkeringat dingin di malam hari, bercak-bercak putih di dalam mulut, nyeri pada alat genital dan lubang anus, masalah ingatan, dan pneumonia.

Tahap ini merupakan tahap akhir dimana kekebalan tubuh sudah sangat menurun, sehingga tubuh amat mudah terserang pelbagai macam penyakit, seperti radang paru-paru (TBC/Tuberculosis), radang karna jamur di mulut dan kerongkongan, gangguan saraf (toxoplasmosis), infeksi usus, dan infeksi lainnya.

HIV, yang selama ini menanggung stigma, jika menginfeksi individu, tidak berarti menjadikan seseorang tak memiliki harapan hidup, namun HIV sebenarnya merupakan virus yang bisa dikendalikan atau treatable, dan orang dengan HIV, bahkan AIDS, bisa hidup dan berfungsi normal seperti orang pada normalnya, jika tahu penanganan yang tepat.

HIV juga tidak akan menular melalui jabat tangan, berangkulan, berpelukan, digigit nyamuk atau serangga, bersentuhan, berenang bersama, tinggal serumah dengan ODHA, menggunakan toilet yang sama, hingga memakai alat makan dan minum yang sama.

Baca juga artikel terkait HIV AIDS atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yantina Debora