tirto.id - PT Garuda Indonesia mendapat pinjaman dalam jumlah besar dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Total fasilitas pinjaman yang didapat Garuda Indonesia, diterbitkan dalam dua denominasi atau mata uang yakni dolar Amerika Serikat dan rupiah.
"Perjanjian pinjaman tersebut ditekan pada 30 April 2020," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Garuda Indonesia Fuad Rizal berdasarkan keterangan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (6/5/2020).
Pinjaman dari Bank BRI yang pertama diterbitkan dengan pokok pinjaman maksimum sebesar 50 juta dolar AS berupa pinjaman jangka pendek yang akan jatuh tempo pada 21 Desember 2020, dengan suku bunga LIBOR (London Interbank Offered Rate) satu bulan ditambah 2,85 persen per tahun.
Kemudian fasilitas pinjaman yang kedua yaitu, Garuda Indonesia mendapat fasilitas penangguhan jaminan impor, fasilitas modal kerja impor, dan fasilitas jangka pendek kedua dengan jangka waktu 30 April 2020 hingga 21 Desember 2020.
Berdasarkan informasi tersebut, fasilitas penangguhan memiliki limit tidak boleh melampaui plafon sebesar Rp2 triliun. Di dalamnya juga terdapat fasilitas yang dapat digunakan oleh PT Citilink Indonesia, anak usaha Garuda, sebesar Rp1 triliun. Fasilitas yang termasuk dalam ketentuan modal kerja impor ini memiliki tingkat suku bunga 9 persen hingga 10,75 persen, tergantung jenis fasilitas.
Dalam perjanjian itu, Garuda Indonesia juga mendapat fasilitas bank garansi atau stand by letter of credit sebesar 200 juta dolar AS. Untuk diketahui, fasilitas ini diberikan dalam denominasi rupiah yang nilainya setara 200 juta dolar AS.
Fuad menjelaskan, pinjaman dari pihak BRI digunakan untuk modal kerja perseroan dan anak usaha untuk menjaga kelancaran penyediaan jasa dan operasional penerbangan di tengah pandemi virus COVID-19.
"Pandemi telah berpengaruh terhadap penutupan rute penerbangan dan penurunan permintaan pasar penerbangan seiring dengan anjuran kewaspadaan dari berbagai negara untuk membatasi bepergian," tandas dia.
Sebelumnya, Garuda tengah menghadapi masalah keuangan karena dihentikannya penerbangan akibat pandemi COVID-19. Garuda melakukan beragam upaya untuk efisiensi, mulai dari negosiasi sewa pesawat, hingga pemangkasan gaji karyawan. Di saat yang sama, Garuda juga menghadapi utang yang akan jatuh tempo pada Juni 2020 sebesar 500 juta dolar.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti