tirto.id - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan telah menyiapkan tiga opsi untuk melunasi utang obligasi yang bakal jatuh tempo Juni 2020. Nilai utang itu mencapai 500 juta dolar AS atau 498,99 juta dolar AS per 31 Desember 2019.
“Kami memang punya tiga opsi,” ucap Irfan dalam rapat dengar pendapat Komisi VI virtual DPR RI, Rabu (29/4/2020).
Irfan tak menyebutkan spesifik. Tapi yang jelas, kata dia, opsi pertama adalah pelunasan, kedua perpanjangan tenor, dan ketiga pembayaran dengan diskon.
Opsi kedua dan ketiga kata Irfan masih ditimbang-timbang lantaran keduanya memiliki risiko ke depan. “Menyangkut kapabilitas dan reputasi dari Garuda,” ucap Irfan.
Ketiga opsi itu katanya juga sedang dikonsultasikan dengan pemegang saham PT Garuda Indonesia. Dalam hal ini pemerintah dan pemegang saham dari CT Corp.
Yang pasti, ia menjelaskan sudah berupaya mencari berbagai opsi pembiayaan dengan kementerian maupun lembaga perbankan.
Intinya mereka ingin mencari solusi penanganan situasi Garuda yang cukup mengkhawatirkan dari sisi cashflow dan pendanaan. “Kami ada beberapa hal yang sedang finalisasi dengan bank-bank Himbara,” ucap Irfan.
Lainnya ia tengah mengupayakan berbagai efisiensi sehingga maskapai plat merah itu bisa tetap bertahan. Mulai dari penundaan gaji karyawan dan direksi sampai memangkas rute yang tidak menguntungkan. Ia juga memastikan Garuda sudah membanting setir untuk mengeruk pasar kargo yang masih diizinkan usai Permenhub No. 25 Tahun 2020 terbit.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana