Menuju konten utama

Kerusuhan Buton, Dinkes Masih Siagakan Fasilitas Kesehatan

Polisi mengatakan, kerusuhan antara Desa Sampuabalo dan Desa Gunung Jaya dipicu oleh konvoi sepeda motor.

Kerusuhan Buton, Dinkes Masih Siagakan Fasilitas Kesehatan
Puluhan rumah masih dalam kondisi terbakar di Desa Gunung Jaya usai terjadi keributan antar pemuda di perbatasan antara Desa Gunung Jaya dan Desa Sampuabalo, Buton, Sulawesi Tenggara, Rabu (5/6/2019). ANTARA FOTO/ Emil /Jjn/hp.

tirto.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Buton menyiagakan fasilitas kesehatan berupa sembilan mobil ambulan dan petugas medis guna mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi, setelah kerusuhan antara dua desa di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

"Selain petugas medis dan ambulans, kami juga siapkan beserta obat-obatan," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Buton, Djufri ketika dihubungi wartawan, Jumat (7/6/2019).

Fasilitas kesehatan tersebut, menurutnya, akan dioperasikan selama 24 jam. Ia juga mengatakan hingga saat ini korban luka-luka berjumlah 10 orang dan sedang dirawat di Puskesmas Siotapina.

"Yang kami tangani dan rujuk itu sebanyak 10 orang, sedangkan 2 lainnya dari TKP langsung di bawa ke RS Palagimata Baubau dan RS Pasarwajo," ujarnya.

Selain korban luka-luka, ia mengatakan, terdapat 2 korban meninggal dunia yang disebabkan benturan benda tajam dan terkena anak panah.

Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhardt mengatakan, kerusuhan antara Desa Sampuabalo dan Desa Gunung Jaya dipicu oleh konvoi sepeda motor yang dilakukan oleh pemuda Desa Gunung Jaya. Para pemuda tersebut melintasi Desa Sampuabalo dengan cara menarik tuas gas motornya sehingga membuat kebisingan.

"Sehingga memancing kemarahan masyarakat dari Desa Sampuabalo," ujarnya.

Insiden tersebut terjadi pada Selasa (4/6/2019). Keesokan harinya, menurut Harry, terjadi penyerangan yang dilakukan warga Desa Gunung Jaya kepada salah satu pemuda Desa Sampuabalo.

"Pemuda itu hendak bersilahturahim ke keluarganya, namun pada saat melintasi Desa Gunung Jaya, pemuda itu di busur dan mengenai dada sebelah kiri," ujarnya.

Dari kejadian tersebut, lanjut Harry, pemuda yang diserang busur lantas tidak terima dan melapor ke warga desanya. Tak berapa lama sekitar 100 pemuda Desa Sampuabalo melakukan penyerangan ke Desa Gunung Jaya.

Warga Desa Sampuabalo melempari rumah warga Desa Gunung Jaya dengan bebatuan. Namun karena jumlah mereka yang banyak, membuat warga Desa Gunung Jaya berlarian menyelamatkan diri.

"Beberapa pemuda dari Desa Sampuabalo langsung membakar rumah dengan menggunakan bom molotov dan bensin," ujarnya.

Dari kejadian tersebut, Harry mencatat terdapat 87 unit rumah, 1 unit mobil, dan 4 unit sepeda motor milik warga Desa Gunung Jaya, yang dibakar oleh warga Desa Sampuabalo. Dan sekitar 300 warga mengungsi ke desa tetangga.

Baca juga artikel terkait KERUSUHAN atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Alexander Haryanto