tirto.id - Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tercatat mengalami lonjakan kerugian sampai 70 persen di 2021. Mengutip laporan keuangan di keterbukaan informasi dalam situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (14/7/2022) GIAA mengalami kerugian mencapai Rp62 triliun.
Berdasarkan laporan tersebut pada 2021 pendapatan dari usaha perseroan tercatat 1,33 miliar dolar AS atau turun dari tahun sebelumnya 1,49 miliar dolar AS. Total pendapatan dari penerbangan berjadwal tercatat mencapai 1,04 miliar dolar AS.
Tidak hanya itu pendapatan tidak berjadwal mencapai 88 juta dolar AS. Selain itu ada pendapatan dari program lain yaitu mencapai 207 juta dolar AS.
Di tahun lalu GIAA bisa menekan beban usaha menjadi 2,6 miliar dari beban usaha di 2020 yang mencapai 3,03 miliar dolar AS. Dari berbagai usaha yang sudah dilakukan, Garuda Indonesia masih menanggung rugi usaha mencapai 3,96 miliar dolar AS lebih tinggi dibandingkan rugi yang terjadi pada 2020 hanya 2,20 miliar dolar AS.
Sementara itu, rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di 2021, GIAA mencatatkan nilai sebesar 4,15 miliar dolar AS atau hampir Rp 62 triliun nilai ini melonjak 70 persen dari tahun 2020 yang sebesar 2,44 miliar dolar AS atau sekitar Rp 36,4 triliun.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin