tirto.id - Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, PT Jababeka Tbk., menyebut bahwa kerugian yang ditanggung akibat tsunami yang menerjang kawasan tersebut pada Sabtu (22/12/2018) lalu, diperkirakan mencapai Rp150 miliar.
CEO dan Founder Jababeka Setyono Djuandi Darmono mengatakan, 30% bangunan gedung dan infrastruktur di sekitar kawasan Tanjung Lesung rusak parah dan harus dibangun kembali serta direvitalisasi.
"Kalau mesti dibangun kembali, barangkali perlu Rp 150 miliar kalau dibangun kembali. Kita perkirakan yang bisa diklaim cukup membangun kembali," ujarnya di Menara Batavia, Jakarta Pusat, Senin (24/12/2018).
Setyono menyampaikan, di kawasan Tanjung Lesung berdiri 5 hotel besar dan kecil. Total kamar hotel yang disewakan bagi para pengunjung tersebut mencapai 250 kamar.
"Kalau total kamar mungkin lebih mudah (hitungannya). Di antara Tanjung Lesung Cottage Hotel kurang lebih 250 kamar," imbuhnya.
Sementara itu, Dirut PT Banten West Java Purnomo Siswo Prasetijo menyatakan, hingga saat ini pihaknya masih fokus untuk mengevakuasi sejumlah korban yang ada di kawasan Tanjung Lesung.
Dari 150 hektar kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung yang dikelola oleh perusahaannya, hanya sekitar 2 hektar yang terdampak parah oleh terjangan tsunami.
"Kawasan yang ada hotel dan villa ini 15-20 hektar tapi yang terdampak parah itu propertinya sekitar 2 hektar," tuturnya.
Menurutnya, sebagian besar bangunan tersebut sudah diasuransikan dan bisa segera direvitalisasi paska evakuasi selesai. Namun, tambah dia, asuransi tersebut tidak mencakup karyawan yang bekerja serta para tamu yang menginap di hotel tersebut.
"Kalau kami yang diasuransikan propertinya karena kalau tamu biasanya oleh EO atau travel agent," tukasnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno