tirto.id - Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Irjen Pol Ahmad Dofiri mengatakan, kericuhan di Markas Front Pembela Islam (FPI) Yogyakarta dengan masa simpatisan partai politik dipicu adanya saling ejek.
Kericuhan terjadi saat masa simpatisan PDIP yang hendak berangkat mengikuti kampanye di Kulonprogo melewati Markas FPI Yogya di Jalan Wates, Gamping, Sleman Yogyakarta. Kericuhan terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.
"Ini massa banyak, berangkat, melihat ada yang mengejek-ejek sehingga terpancing. Namun, demikian sudah ada petugas di sini, bisa dihalau, massa juga banyak sempat terjadi lempar-lemparan [batu]. Namun demikian sudah bisa dihalau," kata Dofiri kepada wartawan, Minggu (7/4/2019).
Namun demikian, kata kapolda, akibat penyerangan itu mengakibatkan sejumlah kerusakan di markas FPI yang juga merupakan posko pemenangan Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
"Kerusakan, mobil diparkir di depan sehingga terkena lemparan. Tidak ada rumah [yang rusak]," kata dia.
Kericuhan ini, lanjut Dofiri, tidak lepas dari kegiatan kampanye yang berlangsung di Yogyakarta, sehingga rawan menimbulkan gesekan antar pendukung.
Sejak Minggu (7/4/2019) hingga Rabu (10/4/2019) akan ada kampanye terbuka di Yogyakarta. Polda Yogyakarta akan menerjunkan kekuatan penuh
"Ini pasukan banyak sekali. Hari ini [dan tanggal] 8,9,10, all out kekuatannya. Karena, selain di Yogyakarta, di Solo juga ada kegiatan [kampanye]. Kita maksimal hampir 3.000 [personil] lebih. Belum yang stand by di masing-masing tempat," kata dia.
Dalam jejaring WhatsApp beredar video penyerangan simpatisan PDIP. Massa mengenakan kaos
berwarna merah tertulis Tentara Langit yang diketahui sebagai sayap ormas PDIP.
Simpatisan ini juga membawa bendera PDIP dan terekam melemparkan sejumlah batu ke lingkungan sekitar posko.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali