tirto.id - Video pertikaian guru dengan murid terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Yogyakarta ramai menjadi perbincangan melalui sosial media.
Dalam video itu terlihat seorang murid laki-laki mendorong gurunya saat pelajaran di ruang kelas.
Video berdurasi 30 detik tersebut memperlihatkan Sujiyanto (55) guru mata pelajaran teknik otomotif bertikai dengan murid berinisial OS (17).
Siswa kelas X Jurusan Teknik Otomotif itu mendorong gurunya sambil mengatakan "endi hapeku (mana ponselku)?
Sang guru kemudian menjawab "mengko dijupuk ibumu (nanti diambil ibumu). Tak berhenti di situ OS justru mengambil tas Sujiyanto di meja sambil mengatakan sesuatu.
Sementara siswa lainnya yang berada di dalam kelas ikut bersorak dan ada yang merekam kejadian tersebut.
Salah seorang murid lain bahkan ada yang berseloroh "Open Fight (bertarung terbuka)".
Kepala SMKN 3 Yogya Bujang Sabri membenarkan adanya video yang telah menyebar di sejumlah akun media sosial itu.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (20/2/2019) saat pelajaran pemeliharaan dasar otomotif di ruang kelas.
"Kalau dari kejadian memang betul di sini [SMKN 3 Yogya] tetapi kejadian, kronologinya tidak seperti yang di video. Itu terjadinya spontanitas," katanya saat ditemui di SMKN 3 Yogya, Kamis (21/2/2019).
Sabri menjelaskan bahwa guru yang bersangkutan awalnya hendak mengadakan ulangan. Dalam ulangan itu tidak diperbolehkan menggunakan ponsel, namun siswa yang bersangkutan terlihat menggunakan ponsel sehingga ponsel itu diminta oleh guru.
Siswa tersebut tidak terima sehingga berusaha meminta ponsel dari tangan gurunya. Menurut Sobri saat itu ponsel dikembalikan oleh guru dan masalah selesai.
"Sebetulnya itu tidak ada ancaman tidak terjadi gelut seperti yang di video itu. Dorongan itu rebutan hp [ponsel] sebetulnya," kata dia.
Menurut Sabri tidak terjadi ancaman dan kekerasan dalam peristiwa itu, sehingga ia akan menimbang terkait dengan tindak lanjut atau sanksi yang akan diberikan kepada murid tersebut.
"Menurut versi guru tidak ada kekerasan dan ancaman sehingga kami tidak mungkin jika memang tidak ada kekerasan dan ancaman kami akan memberikan sanksi. Mungkin secara kejadian di kelas seperti itu ya perlu kami nasehati saja," ujarnya.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari