Menuju konten utama

Kenali Sejak Dini Kanker Prostat yang Diderita Arswendo Atmowiloto

Mengenal kanker prostat yang diderita Arswendo Atmowiloto

Kenali Sejak Dini Kanker Prostat yang Diderita Arswendo Atmowiloto
Arswendo Atmowiloto. ANTARA News/ Nanien Yuniar

tirto.id - Arswendo Atmowiloto dinyatakan menderita kanker prostat yang mengakibatkan kesehatannya terus menurun.

Hal ini disampaikan rekan Arswendo yang juga sesama seniman teater, Rudolf Puspa melalui akun Twitter-nya.

"Arswendo dua bulan ini terkena kanker prostat. Sudah dua kali dioperasi. Kondisinya tadi pagi drop, dibawa dengan ambulans ke RS Pertamina. Mohon doa ya," tulis Rudolf pada akun Twitternya.

Sebagaimana ditulis Mayoclinic, kanker prostat tumbuh dengan lambat dan pada awalnya sel kanker hanya terbatas pada kelenjar prostat, serta tidak menimbulkan bahaya serius.

Namun, beberapa tipe kanker prostat agresif dan cenderung menyebar dengan cepat. Kanker ini jika masih di area prostat, akan berpeluang besar sembuh dengan perawatan intensif.

Pada awal kemunculan kanker, tidak ada gejala yang nampak, namun, pada tingkat lanjutan penderita akan mengalami gejala seperti gangguan kencing, aliran air kencing mengecil, terdapat darah di air mani, rasa mengganjal dan nyeri panggul, dan disfungsi ereksi.

Selain itu, dilansir Medical News Today, ketidakmampuan mengontrol urin, sering kencing di malam hari, dan sakit saat buang air kecil atau ejakulasi juga merupakan pertanda kanker prostat tingkat lanjut.

Jika telah menyebar, kanker prostat menyebabkan nyeri punggung, paha, panggul, dan menjalar ke kaki, dan tulang rusuk. Jika salah satu gejala mulai muncul, segera menghubungi dokter untuk mendapatkan perawatan akan membantu meringankannya.

Seperti kanker pada umumnya, kanker prostat disebabkan karena mutasi sel di prostat yang membuat sel menjadi abnormal dan akhirnya berkembang.

Sel abnormal tersebut akan terus tumbuh, sedangkan sel normal akan terus berkurang. Sel abnormal akan membentuk tumor yang kemudian berkembang menjadi kanker.

Sel kanker prostat bermula di kelenjar sel, yang dikenal dengan adenocarcinoma.

Pada tahap ini, bentuk dan ukuran sel prostat mulai berubah. Tahap ini bernama prostatic intraepithelial neoplasia (PIN), dan berjalan sangat lambat hingga ada gejalan berikutnya.

Hampir 50 persen pria berusia diatas 50 tahun memiliki PIN. Kemunculan PIN umumnya tidak dianggap sebagai pra-kanker, namun perlu pemantauan intensif apakah PIN berpotensi menyebabkan kanker atau tidak.

Kanker dapat menyebar ke organ lainnya atau disebut metastasized. Kanker memiliki beberapa tahapan yang dapat didiagnosa melalui pemeriksaan medis oleh ahli medis, biopsi untuk mengetahui ukuran tumor, ultrasound, MRI, dan pemeriksaan lainnya.

Tahapan kanker, dikutip dariProstate Cancer Foundation (PCF) antara lain. Tahap T2, tumor masih berada di prostat saja. T3, tumor telah menyebar ke salah satu atau dua sisi prostat, sedangkan T3b tumor telah menyebar ke vesikula seminalis.Tahapan berikutnya, tumor sudah tersebar hingga kandung kemih, dinding pelvis, dan struktur lain di sekitarnya.

Setelah itu, ada tahap Metastase di mana sel kanker telah tersebar dan kemungkinan sembuh menjadi semakin kecil. Penyembuhan kanker prostat, di tahap awal akan jauh lebih mudah.

Tahap lanjutan akan memerlukan kemoterapi, operasi pengangkatan tumor, hingga operasi pengangkatan prostat jika keadaan telah makin buruk. Pengangkatan prostat akan memengaruhi kesuburan dan reproduksi pria.

Dr. Manish Vira, ahli medis di Pengembangan Riset Urologi Institut Northwell Health’s Arthur Smith, seperti dikutipWebMD, mengatakan bahwa p3ndampingan perawatan terhadap kanker prostat wajib dilakukan.

Karena perkembangan tumor pada prostat fluktuatif, dapat sangat cepat di awal lalu melambat hingga dengan sendirinya berhenti juga sebaliknya.

Oleh karena itu, pencegahan terbaik adalah menjaga pola makan, gaya hidup, dan cek kesehatan secara rutin. Jika salah satu gejala mulai muncul segera hubungi dokter ahli agar segera mendapat penanganan tepat.

Baca juga artikel terkait KANKER atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH