Menuju konten utama

Kenali 6 Saluran Mobilitas Sosial: Lembaga Keagamaan dan Ekonomi

Mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran yang disebut sirkulasi sosial, seperti lewat lembaga keagamaan hingga ekonomi.

Kenali 6 Saluran Mobilitas Sosial: Lembaga Keagamaan dan Ekonomi
Petugas mengamati data mobilitas pengguna XL selama PPKM di XL Center, XL Axiata Tower, Jakarta, Rabu (18/8/2021). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.

tirto.id - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “mobilitas” diartikan sebagai gerakan berpindah-pindah atau kesiap-siagaan untuk bergerak. Sedangkan secara etimologis, mobilitas berasal dari bahasa latin yaitu “mobilis”, yang berarti “mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.”

Dengan demikian, terdapatnya kata “sosial” pada istilah tersebut, berarti menekankan bahwa istilah mobilitas sosial mengandung makna yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Dalam sosiologi, mobilitas sosial erat kaitannya dengan kelas sosial.

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, yang dikutip Bagong Suyatno dalam Sosiologi Teks dan Terapan (2004), menyatakan mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.

Baik perbubahan itu berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial, dan (biasanya) termasuk pula segi penghasilan, yang dapat dialami oleh beberapa individu atau oleh keseluruhan anggota kelompok.

Maka, dengan melakukan mobilitas sosial, seseorang akan berada pada satu kelas sosial (stratifikasi sosial) yang berbeda dari sebelumnya.

Jenis dan Faktor yang Memengaruhi Mobilitas Sosial

Dalam ilmu sosiologi, terdapat lima jenis mobilitas sosial, di antaranya adalah:

  1. Mobilitas vertikal: Mobilitas sosial yang mengubah kelas sosial (stratifikasi) seseorang, bisa jadi ke atas maupun ke bawah (lebih rendah).
  2. Mobilitas horizontal: Mobilitas sosial tanpa merubah kelas sosial seseorang.
  3. Mobilitas antargenerasi: Peralihan status sosial yang terjadi di antara dua generasi atau lebih dalam satu keturunan.
  4. Mobilitas intragenerasi: Peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
  5. Mobilitas geografis: Perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah yang lain seperti transmigrasi, urbanisasi dan migrasi.

Sementara itu, selain jenis, ada juga lima faktor yang memengaruhi mobilitas sosial.

  1. Status sosial, yang mana ketidakpuasan atas status sosial yang dimilikinya membuat seseorang ingin mengubahnya.
  2. kondisi ekonomi, yaitu keinginan untuk memperbaiki kondisi ekonomi dapat membuat seseorang atau sekelompok orang melakukan mobilitas sosial.
  3. Inkondusifitas atau tidak kondusifnya suatu wilayah juga bisa memaksa seseorang melakukan mobilitas sosial.
  4. Faktor selanjutnya juga bisa hadir dari pertambahan penduduk, yang biasanya dibarengi oleh faktor lain, seperti mulai sedikitnya lapangan kerja.
  5. Petualangan, yaitu adanya keinginan untuk melihat daerah lain, akan mendorong manusia melakukan mobilitas geografis dari satu tempat ke tempat lain. Ada juga orang yang ingin mencoba menekuni usaha dan jenis pekerjaan baru. Bila dia berhasil, maka akan meningkatkan status sosialnya di masyarakat. Sebaliknya bila tidak berhasil, maka status sosialnya akan menurun.

Saluran-Saluran Mobilitas Sosial

Menurut Pitirim A. Sorokin, dalam laman Sumber Belajar Kemendikbud, mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran yang disebut sirkulasi sosial (social circulation), meliputi:

1. Angkatan Bersenjata

Angkatan bersenjata memiliki garis komando yang tegas, yang mana para prajurit harus patuh sepenuhnya pada perintah atasan. Kenaikan status seorang prajurit sangat bergantung pada kedisiplinan dan intelektualnya, sehingga keberadaannya di masyarakat sangat dihargai. Mereka dianggap sebagai pelindung masyarakat.

2. Lembaga Keagamaan

Para tokoh agama mempunyai kedudukan yang terhormat di dalam masyarakat. Mereka sering memberikan nasihat keagamaan sehingga keberadaannya lebih dihargai oleh masyarakat.

3. Lembaga Pendidikan

Sekolah merupakan sarana yang konkrit untuk melakukan gerak vertikal, bahkan dianggap sebagai perangkat sosial (social elevator) dari kedudukan yang rendah menuju kedudukan yang tinggi.

4. Organisasi Politik

Partai politik menjanjikan peluang yang besar dalam meningkatkan status sosial seorang politikus yang profesional. Aktivitasnya yang sering berorasi di depan umum dengan mengatasnamakan partai, membuat namanya terkenal, sehingga keberadaannya lebih dihargai oleh masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi status sosialnya.

5. Organisasi Ekonomi

Organisasi ini bersifat relatif terbuka dalam meningkatkan status seseorang. Seperti pada saat pemilihan Manajer Keuangan pada PT. Subur Ekonomi, beberapa orang karyawan mencalonkan diri untuk posisi yang menjanjikan itu, mereka akan gencar dalam berkampanye.

6. Organisasi Keahlian

Para profesional membentuk wadah untuk menampung aspirasi para anggotanya yang berprofesi sama. Misalnya; Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan sebagainya.

Baca juga artikel terkait MOBILITAS SOSIAL atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Maria Ulfa