Menuju konten utama

Kenaikan Pertalite Dapat Pengaruhi Inflasi Maret Hingga 0,20 Persen

INDEF menjelaskan, kenaikan inflasi ini dipengaruhi karena porsi penggunaan Pertalite semakin berkembang.

Kenaikan Pertalite Dapat Pengaruhi Inflasi Maret Hingga 0,20 Persen
Papan harga Pertalite di SPBU Kramat, Jakarta Pusat, Selasa (29/8). tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Kenaikan harga Pertalite Rp200 per liter sejak Sabtu (24/3/2018), diperkirakan dapat mempengaruhi naiknya harga barang lainnya sehingga berdampak pada inflasi.

Pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudistira memprediksi inflasi Maret dapat terkerek naik di kisaran 0,20 persen. Sementara pada April, inflasi diperkirakan meningkat lagi menjadi sebesar 0,23 persen. Adapun menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Februari lalu sebesar 0,17 persen.

"Dampaknya nanti ke peningkatan pengeluaran kelas menengah bawah untuk beli bensin. Pasti langsung terasa ke inflasi bulan Maret-April khususnya komponen administered price atau harga yang diatur pemerintah," ucap Bhima kepada Tirto pada Senin (26/3/2018).

Bhima menjelaskan kenaikan inflasi ini dipengaruhi karena porsi penggunaan Pertalite semakin berkembang. Dengan kata lain, konversi penggunaan Pertalite dari Premium sudah terjadi.

"Konsumsi Pertalite saat ini bisa sekitar 40,6 persen. Sementara Premium, anjlok dari 79,6 persen per Juli 2016 menjadi 41,6 persen pada 2017. Ini menunjukkan sensitivitas kenaikan harga Pertalite hampir sama dengan BBM jenis Premium," ungkapnya.

Selain itu, ia mengasumsikan kenaikan Pertalite ini dapat diikuti oleh jenis BBM non-subsidi lainnya karena mengikuti harga minyak mentah dunia. Sementara ini, tren minyak mentah dunia masih menunjukkan kecenderungan meningkat terus.

"Kalau Pertalite dasar penyesuaian harganya mengikuti minyak dunia yang sekarang sudah 69 dolar AS per barel untuk jenis Brent, maka penyesuaian Pertalite akan dilanjutkan dengan penyesuaian BBM jenis lainnya," terangnya.

Ia memprediksi harga Pertalite akan terus disesuaikan seiring harga minyak dunia bisa mencapai 80 dolar AS per barel pada 2018.

"Pemerintah harus bersiap menghadapi inflasi ganda menjelang Lebaran yakni inflasi pangan akibat faktor seasonal dan dari harga BBM terus disesuaikan dengan kenaikan harga minyak dunia," ujarnya.

Baca juga artikel terkait KENAIKAN HARGA BBM atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yuliana Ratnasari