tirto.id - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) akan mengurangi jumlah perguruan tinggi dengan menggabung beberapa perguruan tinggi “sekarat” dengan perguruan tinggi berkualitas.
Menurut Direktur Jenderal Kelembagaan Kemristekdikti Patdono Suwignjo di Jakarta, Rabu (18/7/2017), lebih baik jumlah perguruan tinggi sedikit namun berkualitas.
"Lebih baik perguruan tinggi di Indonesia sedikit tetapi berkualitas, ketimbang banyak seperti saat ini, namun kurang berkualitas," ujar Patdono, seperti dikutip Antara.
Selain jumlah perguruan tinggi di Tanah Air banyak, juga perguruan tinggi tersebut banyak yang tidak sehat neraca keuangannya dan juga jumlah mahasiswanya. Oleh karena itu, dia mendorong agar perguruan tinggi yang tidak sehat sukarela bergabung dengan perguruan tinggi lainnya, agar semakin kuat.
"Kami juga membuka peluang, misalnya, perusahaan ingin memberikan universitas, sekarang kan tidak boleh mendirikan universitas baru. Jadi kita arahkan untuk mengambil alih perguruan tinggi yang kurang sehat tersebut," jelas dia.
Kemristekdikti menargetkan pada 2019, bisa menggabung setidaknya 1.000 perguruan tinggi. Saat ini perguruan tinggi di Tanah Air mencapai 4.529 dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan Tiongkok, dengan jumlah penduduk 1,4 miliar jiwa, namun jumlah perguruan tinggi sebanyak 2.824.
"Oleh karenanya, Kemristekdikti mendorong agar perguruan tinggi melakukan penggabungan atau merger, agar menjadi efisien dan perguruan tinggi itu menjadi kuat dan berkualitas," cetus dia.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra