tirto.id - Kementerian BUMN saat ini sudah menyiapkan sejumlah nama kandidat yang akan menempati posisi sebagai Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero).
Langkah ini menyusul penetapan Dirut PLN nonaktif Sofyan Basir sebagai tersangka kasus suap proyek PLTU Riau-1 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sofyan kini sudah ditahan oleh KPK.
Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro menyatakan sejumlah kandidat itu berasal dari internal PLN maupun eksternal.
"PLN itu perusahaan besar, saat ini asetnya paling gede. Perlu hati-hati untuk memilih orang. Kalau calon [Dirut] ada internal [PLN], ada dari eksternal," kata Imam di kantor Kementerian BUMN, Jakarta pada Senin (10/6/2019).
Menurut dia, kandidat Dirut PLN harus memenuhi syarat assesment center, lolos tes independen serta uji kelayakan dan kepatutan.
Imam menjelaskan sebenarnya sejumlah kandidat dari internal PLN memiliki kapabilitas yang memenuhi syarat.
"Saya rasa kalau jadi direksi PLN kapabel semua, kuat semua, tinggal cari leadership paling bagus. Ada 10 direksi, ada [juga] 11. tinggal ditimbang-timbang," kata dia.
Pada akhir Mei lalu, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PLN tahun 2019 telah memutuskan menunjuk Djoko Raharjo Abumanan sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN. Dia ditunjuk sebagai Plt Dirut PLN karena Sofyan sudah ditahan oleh KPK sejak 27 Mei lalu.
Selain menjabat Plt Dirut PLN, Djoko Raharjo juga merangkap sebagai Direktur Pengadaan Strategis dua. Raharjo sebelumnya menjabat Direktur Bisnis PT PLN Regional Jawa Bali dan Nusa Tenggara.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom