tirto.id - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk mengamankan jalannya Asian Games dan Asian Paragames 2018.
"Soal pengamanan, kemarin sudah kami bicarakan di Kemenko PMK, nanti ada penangan khusus, kami tidak mau menyepelekan, pengamanan dari Kapolri yang urus," kata Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, di Kantor Kemenpolhukam, Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (18/5/2018).
Dalam Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) tingkat menteri di Kemenkopolhukam, Gatot menyatakan telah meminta fokus keamanan di beberapa titik saat penyelenggaraan Asian Games dan Asian Paragames.
Sebab, kata Gatot, ancaman terorisme sesungguhnya bukan saat upacara pembukaan dan penutupan perhelatan tersebut, melainkan teror secara sporadis untuk menggagalkan jalannya perhelatan.
"Bisa saja ring satu saat pembukaan dan penutupan sulit dimasukin terorisme, kemudian tapi misalnya mereka meledakkan sesuatu di ring 2 ring 3, aparat kan panik," kata Gatot.
Sebelumnya, Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir tidak menampik adanya risiko terkait keamanan tersebut. Untuk itu, Erick meminta agar kelompok-kelompok yang selama ini berbeda bisa menahan diri sehingga situasi dapat tetap kondusif selama Asian Games 2018 dan setelahnya.
“Marilah kita bersatu buat Asian Games ini. Masa pada [Asian Games] 1962 kita sukses banget, tapi sekarang di usia mau 73 tahun merdeka ini malah mundur?,” kata Erick di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Minggu (13/5/2018) kemarin.
Guna meminimalisir sejumlah kemungkinan risiko, Erick mengklaim panitia telah menyiapkan strategi untuk sejumlah potensi ancaman fisik maupun siber. Ia pun menyebutkan pihaknya telah bersinergi dengan berbagai pihak, mulai dari TNI, Polri, Kementerian Kominfo, hingga Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Untuk mengantisipasi, kami sangat ketat kalau tidak ada akreditasi. Dari pemerintah pusat maupun daerah, tidak ada yang bisa masuk ke venue tanpa akreditasi. Perlu adanya detail juga pada tiket, guna meminimalisir risiko yang tidak kita inginkan,” kata Erick.
Secara teknis, salah satu upaya pengamanan yang bakal dilakukan ialah dengan menambah CCTV pada sejumlah titik di Jakarta dan Palembang. Untuk di Jakarta sendiri misalnya, kata dia, setidaknya sudah ada 6.000 CCTV yang disiapkan dan kemungkinan masih akan ditambah 300 unit lagi, sesuai dengan permintaan INASGOC.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Ibnu Azis