tirto.id - Kementerian Keuangan menyatakan bentuk Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia bakal mirip dengan SWF milik Rusia yang saat ini menempati urutan ke-41 dengan dana kelolaan 10 miliar dolar AS.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Isa Rachmatarwata bilang lembaga ini bakal memiliki tugas mengumpulkan dana dari dalam dan luar negeri.
“Ini yang nanti lebih mirip dengan yang akan kami bikin. Tujuannya untuk mendatangkan investasi di dalam negeri untuk bisa diinvestasikan di project dalam negeri. Paling mirip ini kolom terakhir. Russian Direct Investment Fund,” ucap Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Isa Rachmatarwata, Rabu (2/12/2020).
Isa memaparkan, Russian Direct Investment Fund ini memiliki sumber dana internal pemerintahan dan Foreign Direct Invesment (FDI). Tugas mereka terbagi menjadi empat yaitu menghasilkan imbal hasil finansial dan meningkatkan FDI. Lalu ada peran menggandeng partner investasi dan mendorong kerjasama investasi.
Sementara itu, target LPI atau SWF bentukan Indonesia adalah optimalisasi nilai investasi pemerintah pusat, meningkatkan FDI, dan mendorong perbaikan iklim investasi. Selain memaksimalkan modal, LPI juga dituntut untuk aktif dalam pengembangan ekonomi atau peningkatan produktivitas domestik jangka panjang, misalnya investasi di infrastruktur fisik.
Russian Direct Investment Fund memiliki Badan Kebijakan dan Badan Penasihat Internasional dari partner lembaga keuangan global seperti Blackstone. Belakangan skema ini juga ditiru di SWF Indonesia dalam rupa dewan penasihat yang dipilih oleh dewan pengawas.
Isa memberikan contoh SWF lainnya. Di Nowergia ada Norges Bank Investment Management atau dikenal Norwegian Oil Fund. Lembaga ini menjadi nomor 1 dunia dalam bidang SWF dengan dana kelolaan 1.099 miliar dolar AS. Tugas mereka mengelola penghasilan dari migas negara untuk mencapai keuntungan sebesar-besarnya.
Lalu ada juga Khazanah Nasional di Malaysia dengan dana kelolaan 42 miliar dolar AS atau ke-29 di dunia. Lembaga ini hanya memperoleh dana dari kekayaan pemerintah Malaysia untuk dikembangkan secepat dan sebesar mungkin. Tujuannya juga mengembangkan sektor yang dianggap strategis.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan