Menuju konten utama

Kemenkeu Rilis Utang Luar Negeri Pemerintah Naik 13,99 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan  rasio utang pemerintah terhadap PDB tetap terjaga di bawah 30 persen, yakni pada level 29,88 persen.

Kemenkeu Rilis Utang Luar Negeri Pemerintah Naik 13,99 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers kinerja APBN 2018 di kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (17/5/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merilis utang luar negeri pemerintah yang naik 13,99 persen dari Rp3.667 triliun pada April 2017 menjadi Rp4.180 triliun pada April 2018. Sehingga, rasio utang luar negeri pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 29,88 persen dari Rp13.991 triliun.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dengan capaian PDB tersebut, rasio utang pemerintah terhadap PDB tetap terjaga di bawah 30 persen, yakni pada level 29,88 persen.

"Kalau kami lihat outstanding utang dan pembiayaan juga mengalami kenaikkan, dalam hal ini satu penurunan dari sisi growthnya," kata Sri dalam acara APBN KITA di Kantor Kementerian Keuangan Jakarta pada Kamis (17/5/2018).

Ia menyebutkan, pertumbuhan utang luar negeri pemerintah mengalami perbaikan yang sangat konsisten dalam 3 tahun terkahir.

"Kalau lihat growthnya kecil banget (pada 2018) minus 6,2 persen dibandingkan tahun lalu 5,6 persen (2017) dan tahun sebelumnya 5,8 persen (2016)," sebutnya.

Ia mengatakan kalau dilihat dari sisi nominal tetap tinggi. "Ini yang sering dipakai oleh beberapa politisi cuma melihat nominal, padahal dilihat dari underlinenya mengalami perbaikan," ucapnya.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman mengatakan bahwa, utang luar negeri secara nominal meningkat karena untuk mengantisipasi dengan kondisi ekonomi global.

"Kolektor utang kita enggak akan secara linier, itu untuk mengantisipasi adanya gejolak ekonomi dunia yang saat ini telah terjadi dan kita melakukan up side di awal-awal tahun ketika kondisi (ekonomi) kita sedang bagus," kata Luky.

Ia kemudian menerangkan bahwa utang luar negeri sebesar Rp4.180 triliun merupakan total dari komponen utang negara.

"Kita bicara total uang luar negeri ada komponen dari pemerintah dan swasta. Pemerintah itu juga termasuk utang Bank Indonesia. Swasta termasuk dengan BUMN," terangnya.

Dilihat dari segi komposisi utang, pinjaman pemerintah yang berasal dari kreditur komersial mengalami penurunan sebesar negatif 1,81 persen, dimana pada akhir April 2017 outstanding utang pemerintah dari kreditur komersial sebesar Rp43,09 triliun, sementara pada bulan yang sama pada 2018 sebesar Rp42,31 triliun.

Pertumbuhan pinjaman luar negeri dan dalam negeri tahunan untuk April 2017 dan April 2018 secara keseluruhan mengalami kenaikkan sebesar 5,28 persen year on year (yoy). Sementara pertumbuhan tahunan untuk Surat Berharga Negara (SBN) mencapai 16,18 persen (yoy).

Hingga April 2018, SBN mata uang rupiah yang telah diterbitkan pemerintah sebesar Rp2,049 triliun untuk Surat Utang Negara (SUN), dan sebesar Rp377,96 triliun untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Sementara untuk SBN dalam valuta asing hingga April 2018, telah diterbitkan sebesar Rp764,28 triliun dalam bentuk SUN dan sebesar Rp215,09 triliun dalam bentuk SBSN.

Baca juga artikel terkait UTANG LUAR NEGERI atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo