tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Kementerian Keuangan telah membayar bunga utang sebanyak Rp275,5 triliun selama tahun 2019. Realisasinya pun menyentuh 99 persen dari target senilai Rp 275,876 triliun.
Nilai ini menyentuh hampir sepertiga dari total belanja non-kementerian lembaga yang jumlahnya mencapai Rp662,6 triliun per realisasi 2019.
Sri Mulyani mengatakan rasio utang Indonesia pun masih terjaga di kisaran Rp4.778 triliun atau di bawah 30 persen dari PDB.
Menurut dia, dengan capaian itu, kondisi utang Indonesia masih cukup terkendali menyusul pembayaran utang yang sudah diupayakan pemerintah.
“Rasio utang tetap terjaga di sekitar 30 persen. Kami masih relatif hati-hati,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (7/1/2020).
Menurut data Kemenkeu, pada 2018 posisi rasio utang Indonesia masih berada di kisaran 29,8 persen atau di bawah batas UU senilai 60 persen.
Sementara itu, negara di kelompok emerging market memiliki rata-rata rasio utang 50,6 persen dari PDB. Sedangkan Malaysia sedikit lebih tinggi di angka 55,6 persen dari PDB.
Selain masih aman dari sisi PDB, Sri Mulyani menambahkan kalau tingkat bunga utang Indonesia juga relatif mengalami turun sebanyak 6,8 persen dari sebelumnya.
Hal ini, kata Sri Mulyani, didukung juga oleh penurunan suku bunga di berbagai belahan dunia sehingga biaya suatu utang atau cost of money menjadi relatif semakin kecil.
Sri Mulyani juga mencatat penurunan suku bunga juga terjadi bagi Surat Berharga Negara dalam denominasi rupiah dan Surat Utang Negara (SUN) denominasi dolar. Masing-masing yield-nya turun sebanyak 12 persen dan 35 persen.
“Cost of borrowing atau biaya pinjam menurun cukup drastis. Yield kita mengalami penurunan. Utang bisa kita jaga tetap rendah, tapi tetap bermanfaat,” ucap Sri Mulyani.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz