tirto.id - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan hingga saat ini sudah ada temuan dua Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berat sampai berakibat kematian yang diduga disebabkan vaksin AstraZeneca. Kasus pertama terjadi pada seorang pemuda 22 tahu dan kedua disebut-sebut terjadi pada seorang lansia.
"Ya ada dua kematian [KIPI yang diduga akibat AstraZeneca] tetapi tentang lansia ini tidak ada info lebih lanjut," kata Nadia melalui pesan singkat, Senin (17/5/2021).
Diketahui sebelumnya seorang pemuda berusia 22 tahun bernama Trio Fauqi Virdaus, asal Buaran, Jakarta Timur menerima vaksin AstraZeneca pada Rabu (5/5/2021) dan meninggal sehari setelahnya.
Dalam sebuah acara dialog virtual pada Selasa (18/5/2021) Nadia menjelaskan bahwa adanya kasus KIPI berat hingga menyebabkan dua kasus meninggal itu sedang diinvestigasi oleh Komisi Nasional KIPI (Komnas KIPI).
Bersamaan dengan itu untuk memastikan apakah keamanan vaksin AstraZeneca, Kemenkes kemudian mengehentikan sementara penggunaan AstraZeneca Batch (Kumpulan Produksi) CTMAV547. Penghentian sementara ini dilakukan sampai Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) selesai melakukan kajian keamanan vaksin tersebut.
"Memang kemarin Kementerian Kesehatan menunda distribusi salah satu jenis vaksin yaitu AstraZeneca Batch CTMAV547. Ini karena kehati-hatian, jadi kami tahu, kami mendengar ada kasus KIPI yang berat yang tentunya sedang dalam proses kajian dan investigasi dari Komnas KIPI, salah satunya itu mencari apakah vaksin yang disuntikkan kemarin itu benar-benar vaksin yang kualitasnya baik," ujarnya.
Jadi kata Nadia bukan berarti vaksin tersebut bermasalah, tetapi pemerintah sedang memastikan keamanan dan apakah hubungan kasus KIPI berat yang mengakibatkan kematian itu.
"Ini adalah suatu proses kajian yang akan dilakukan oleh BPOM sebagai bagian investigasi apakah benar ada hubungan kasus KIPI berat tersebut dengan vaksin AstraZeneca batch tersebut," kata Nadia.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz