tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana memberikan vaksin COVID-19 dosis ketiga atau booster pada 2022. Kombinasi vaksin booster sedang dikaji dan pengaturan terkait dengan pemberiannya juga masih dibahas.
“Kita tunggu perkembangan lebih lanjut [mengenai vaksin booster],” kata Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Rabu (27/10/2021).
Sebelumnya rencana pemberian vaksin booster diungkapkan oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan dalam konferensi pers evaluasi program PC-PEN dan optimalisasi anggaran program PEN 2021 pada Selasa (26/10/2021).
“Jadi tahun depan rencananya kita memang akan memberikan booster dan boosternya ini sedang dikaji lembaga penelitian bekerja sama dengan Itagi untuk melihat kombinasi mana yang paling baik,” kata Budi.
Kajian dilakukan untuk menentukan apakah warga penerima vaksin dosis pertama dan kedua menggunakan vaksin Sinovac harus mendapatkan booster dengan vaksin yang sama yakni Sinovac atau dapat dikombinasi dengan vaksin lain seperti Astrazeneca atau Pfizer. Begitu pula yang dosis pertama mendapatkan vaksin Astrazeneca apakah dapat dikombinasikan dengan vaksin lain atau tidak.
“Kajiannya sedang berjalan dan diharapkan tahun ini sudah selesai sehingga menjadi basis untuk mengambil kebijakan untuk ke depan,” ujar Budi.
Budi mengungkapkan saat ini sudah ada 7 negara yang melakukan vaksinasi booster. Sesuai dengan saran WHO vaksin booster diberikan kepada kalangan yang memiliki risiko tinggi seperti orang dengan gangguan imunitas, nakes dan lansia.
“[Vaksin booster untuk] nakes sudah jalan sedangkan masyarakat yang termasuk terganggu imunitasnya adalah masyarakat yang terkena AIDS dan kanker,” kata Budi.
Sebelumnya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan vaksin booster akan diberikan setidaknya kepada 87,4 juta orang. Namun tidak semuanya gratis. Sebagian warga harus membayarnya.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto