Menuju konten utama

Kemenkes Catat 63 Juta Kasus Hipertensi di Indonesia Sejak 2016

Di Indonesia menurut catatan data Kemenkes pada 2016, terdapat 63.309.620 kasus hipertensi dan kematian sebanyak 427 ribu karena hipertensi.

Kemenkes Catat 63 Juta Kasus Hipertensi di Indonesia Sejak 2016
Ilustrasi. Seorang pasien sedang memeriksakan tekanan darahnya. Foto/iStock

tirto.id - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa hipertensi saat ini sudah menjadi masalah dunia, termasuk di Indonesia.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono merujuk data World Health Organization (WHO) yang menyatakan terdapat 1 miliar kasus hipertensi di seluruh dunia.

Sedangkan di Indonesia menurut catatan data Kemenkes pada 2016, terdapat 63.309.620 kasus dan kematian sebanyak 427 ribu.

"Penyakit tidak menular seperti hipertensi ini merupakan investasi buruk yang dapat kita tuai investasinya dalam tiga atau empat tahun ke depan," ujarnya dalam rangka Hari Hipertensi Sedunia di kantor Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2019).

Ia kembali merujuk Disability Adjusted Life Years (DALY) yang dikeluarkan oleh WHO mengenai faktor risiko yang yang dapat menyebabkan hipertensi. Pada laki-laki menurutnya, hal tersebut disebabkan karena konsumsi rokok, peningkatan tekanan darah sistolik, dan peningkatan kadar gula.

Begitu juga dengan wanita faktor risiko salah satunya yakni peningkatan tekanan darah.

"Hipertensi itu gerbang untuk penyakit lain masuk, seperti jantung, gagal ginjal, dan stroke. Itu menjadi salah satu faktor risikonya," ujar dia.

Oleh sebab itu, ujar Anung, setiap individu penting melakukan kontrol pada dirinya sendiri. Mulai berhenti merokok, menjaga diet sehat, rajin bergerak, dan pintar mengelola stres. Untuk menjaga tekanan darahnya agar tetap stabil di bawah 140.

"Semoga di bulan Hipertensi ini masyarakat lebih aware, karena bisa saja kita merasa tidak memiliki hipertensi tapi justru sebaliknya, pelu deteksi dini yang dilakukan mandiri atau ke fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan)," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait HIPERTENSI atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno