Menuju konten utama
Gangguan Ginjal Akut Misterius

Kemenkes: 75% Kasus Ginjal Akut Terjadi pada Anak Usia 0-5 Tahun

Berdasar data Kemenkes, kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di bawah usia satu tahun ada 75 kasus dan anak usia 1-5 tahun ada 169 kasus.

Kemenkes: 75% Kasus Ginjal Akut Terjadi pada Anak Usia 0-5 Tahun
Dokter merawat pasien anak penderita gagal ginjal akut di ruang Pediatrik Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin, Banda Aceh, Aceh, Jumat (21/10/2022). ANTARA FOTO/Ampelsaa/hp.

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak tertinggi ditemukan pada anak usia nol sampai lima tahun. Angkanya sekitar 75 persen dari total 325 kasus per kemarin, Selasa, 1 November 2022.

“Kita melihat sebagian besar dari kasus ini terjadi pada anak-anak dengan usia nol sampai lima tahun,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan rapat dengar pendapat dengan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, serta International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) pada Rabu, (2/11/2022).

Berdasar data Kemenkes, kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di bawah usia satu tahun ada 75 kasus. Selanjutnya, anak usia 1-5 tahun ada 169 kasus, 6-10 tahun ada 42 kasus, serta 11-18 tahun ada 39 kasus.

“Kita melihat ada lonjakan pertama kali teridentifikasi di bulan Agustus. Sehingga kita mulai merespons di bulan September, berdasarkan adanya data lonjakan dari kasus di bulan Agustus ini,” ujar Budi.

Dia menuturkan, setelah Kemenkes melakukan pelarangan obat sirop sejak 18 Oktober 2022 lalu, jumlah kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak rata-rata menurun drastis. Rata-ratanya sempat 6-7 kasus per hari, bahkan puncaknya 10 kasus per hari.

“Kami juga melakukan monitoring (pemantauan) di rumah sakit-rumah sakit RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo), Sardjito, sama Ngurah yang di Bali yang tadinya masuknya (kasus) setiap hari tinggi, sekarang sudah tidak ada yang masuk baru,” ucap Budi.

Sementara itu, dia menyebut bahwa angka kematian juga sempat naik tinggi. Di mana puncaknya enam kematian per hari.

“Tapi sejak Fomepizole obatnya kita coba di RSCM tanggal 18 Oktober, kemudian kita memiliki cukup banyak itu di minggu lalu, jumlah kematiannya sudah menurun secara drastis,” kata Budi.

Dia menyebut Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta merupakan provinsi tertinggi yang melaporkan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak yakni 79 kasus. Hingga kemarin, 178 anak meninggal dunia akibat gangguan ginjal akut misterius atau sekitar 54 persen dari 325 kasus yang terkonfirmasi.

Baca juga artikel terkait GANGGUAN GINJAL AKUT MISTERIUS atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri