tirto.id - Pelabuhan di Indonesia telah menerapkan digitalisasi dalam pelayanan dengan sistem Inaportnet. Pengurusan dokumen perizinan diklaim semakin mudah dan transparan.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, Capt. Wisnu Handoko, menyampaikan instasinya bersama dengan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustikom) Perhubungan telah menerapkan Inaportnet secara bertahap pada 16 pelabuhan sejak bulan Juni 2016 sampai dengan bulan Oktober 2017.
“Inaportnet versi 1.0 ini kita terapkan untuk memberikan layanan kapal di pelabuhan yang lebih transparan, cepat, mudah dan murah,” ungkap Wisnu dalam keterangan tertulis kepada Tirto, Selasa (22/1/2019).
Sistem dikembangkan lagi jadi Inaportnet versi 2.0 pada 29 Juni 2018 yang digunakan untuk layanan barang. Khususnya peti kemas dan penerapan delivery order (DO) online pada 10 terminal peti kemas internasional yang terdapat pada 5 pelabuhan, yakni Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, dan Tanjung Emas.
“Penerapan Inaportnet 2.0 ini memberikan manfaat dalam penghematan biaya operasional dan mempersingkat waktu pelayanan kapal dan barang di pelabuhan,” jelas Wisnu.
Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2016 sampai dengan saat ini, menurut Wisnu, Inaportnet telah membawa cukup banyak perubahan yang bermanfaat dalam pelayanan pelabuhan.
Pada 2019, Kemenhub bakal mengembangkan lagi sistem ini. Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub menggelar seminar terkait evaluasi sistem ini pada 16 pelabuhan di Indonesia di Le Meridien Hotel, Jakarta, Selasa (22/1/2019). Dalam seminar ini Kemenhub bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, R. Agus H. Purnomo mengatakan, salah satu kunci untuk mendorong pelabuhan-pelabuhan di Indonesia dapat bersaing secara global dengan memberikan pelayanan yang lebih cepat, murah dan transparan yang tentunya harus didukung oleh pemanfaatan teknologi informasi.
“Saya selalu meminta kepada seluruh jajaran di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk terus memperbaiki dan meningkatkan digitalisasi layanan di Pelabuhan,” ujar Agus.
Editor: Zakki Amali