tirto.id - Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag), Fajarini Puntodewi, menyatakan pihaknya mendukung pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto sebesar 8 persen.
Sebagai langkah konkret, dia mengatakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan ekspor RI untuk lima tahun ke depan mencapai 9,6 persen.
“Jadi mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen sampai di akhir periode 2029 mencapai 8 persen, dengan target pertumbuhan ekspor 9,6 persen. Jadi antara 7 hingga 9,6 persen,” ujarnya dalam acara Gambir Trade Talk #17 di Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Sedangkan dalam waktu dekat, yakni 2025, Kemendag membidik pertumbuhan ekspor meningkat sebesar 7,1 persen. Berdasarkan materi yang dipaparkan Fajarini dari World Economic Outlook pada Oktober 2024 dan IMF, tercatat proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 sebesar 3,2 persen, sedikit lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 3,3 persen.
“Namun demikian, untuk sektor perdagangan diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,4 persen di tahun depan, tahun 2025. Membaik dibandingkan tahun ini yang diproyeksikan tumbuh sebesar 3,1 persen,” paparnya.
Sementara untuk Indonesia, jika dilihat pada proyeksi World Bank dan IMF, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 mencapai 5,1 persen. Menurutnya, angka tersebut meningkat dari proyeksi pertumbuhan tahun 2024 yang sebesar 5 persen.
“Meskipun ini juga 5 persen, ini kita tahu sendiri dengan kondisi saat ini harus digenjot dengan sekuat tenaga ya,” katanya.
Fajarini menyebut, secara kumulatif ekspor RI pada periode Januari hingga Oktober 2024 tumbuh sebesar 0,3 persen. Melihat angka ini, dia mengaku optimistis pertumbuhan ekspor Indonesia masih bisa meningkat.
“Jadi kami optimistis ya, optimistis bahwa di akhir tahun 2024 target neraca perdagangan surplus tetap tercapai dan juga masih terjadi peningkatan ekspor,” tuturnya
Lebih lanjut, untuk mendorong ekspor RI, Kemendag memiliki program antara lain pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan UMKM BISA ekspor.
“Yang pertama tentunya dengan melakukan pengamanan pasar dalam negeri. Jadi di dalam pengamanan pasar dalam negeri ini tentu kita ingin pasar kita ini menjadi kuat ya, menjadi lebih kuat. Baik dari sisi produk, kemudian dari sisi industrinya, dan dari sisi konsumennya,” ujar Fajarini.
Maka itu, dia juga berharap produk-produk milik Indonesia bisa tetap berdaya saing dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Irfan Teguh Pribadi