tirto.id - Iran menjadi negara terkuat ke-14 dari 137 negara dalam bidang kemiliteran. Peringkat tersebut dibarengi dengan indeks rating 0,2606 (0,0000 untuk indeks tertinggi) berdasarkan Review Tahunan Global Fire Power (GFP).
Setiap negara yang masuk dalam daftar Global Fire Power ditinjau secara individual maupaun kolektif yang kemudian di analisa dan diolah ke dalam skor PwrIndx (PowerIndex) untuk mengetahui kapabilitas militer suatu negara.
Selain itu, peringkat ini, menurut laman Global Fire Power, kekuatan militer dilihat dari beberapa faktor, diantaranya kekuatan penduduknya, persenjataan, angkatan bersenjata (darat, laut,udara), dan sumber daya lainnya seperti bahan bakar dan keuangan.
Iran adalah negara dengan populasi 83.024.745 juta jiwa dengan ketersediaan angkatan perang 47,324,105 juta (57 persen). Jumlah orang yang memenuhi prasyarat bela negara sebanyak 39 juta (48 persen), dan total personel militer mencapai 873 ribu orang atau 1,1 persen (personel aktif 523 ribu/0,6 persen) dari total populasi penduduk Iran.
Kekuatan Angkatan Udara Iran menjadi yang ke-24 dari 137 dengan jumlah fighters 142, attack 165, transportasi udara 89, dan personel dalam masa pelatihan 104 orang.
Iran juga memiliki 126 helikopter dan helikopter serang 12 unit.
Kekuatan Angkatan Udara ini dilihat dari aspek sistem paten dan rotasi dari seluruh cabang pelayanan angkatan udara.
Nilai serangan dilihat dari bermacam jenis serangan ringan dan multirole yang dirancang khusus, sedangkan nilai transportasi udara mencakup pesawat taktis dan pesawat strategis tetap.
Angkatan darat Iran memiliki tank penyerang sebanyak 1.634 armada, menjadikannya peringkat ke-18 dari 137 negara. Kendaraan perang mereka mencapai 2,3 ribu, artileri otomatis 570, dan artileri tarik 2,1 ribu. Iran juga memiliki proyektor roket sebanyak 1,9 ribu dan menjadi yang terbanyak ke-4 di dunia.
Perlengkapan persenjataan dan transportasi perang Iran dapat dilihat di laman Military Factory. Ada sekitar 85 daftar dalam katalog tersebut, sebagian besar berasal dari Rusia dan Cina.
Iran juga diduga memiliki persenjataan nuklir di negaranya. Hingga kini, Iran diduga masih memproduksi uranium yang menjadi bahan bakar nuklir. Namun, berdasarkan perjanjian nuklir 2015, Iran tidak diperbolehkan memproduksi uranium lebih dari 3,67 persen.
Namun, sejak AS mengundurkan diri secara sepihak dari perjanjian tersebut tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi internasional ke Iran, Iran dikabarkan memproduksi uranium melebihi ambang batas yang diperbolehkan, Aljazeera mengutip.
Selain angkatan darat dan udara, angkatan laut Iran juga tersedia untuk menjaga keamanan negara. Total aset angkatan laut Iran sebanyak 398, dengan fregat dan corvette masing-masing 6 dan 3 unit.
Iran memiliki 34 kapal selam dan 88 kapal patroli yang siaga menjaga keamanan kawasan perairan internasional Teluk Hormuz. Jumat (19/7) lalu, pemerintah Iran menangkap kapal dagang berbendera Inggris karena diduga menyalahi peraturan dan hukum maritim internasional.
Namun, The Guardian mewartakan langkah Iran ini justru menyulut kemarahan dari pihak Inggris. Angkatan laut Iran juga membangun 3 pangkalan perang di wilayah perairannya.
Selain ketiga pasukan militer di atas, Iran memiliki beberapa faktor lain penunjang kemiliterannya, seperti bahan bakar minyak yang dihasilkan mencapai 4,469 juta barel/hari.
Konsumsi minyak untuk kepentingan militer sebesar 1,870 juta barel/hari sehingga Iran diperkirakan memiliki cadangan minyak sebanyak 158,4 miliar barel.
Dalam bidang logistik, yang mencakup personil, industri, dan layanan terkait produksi perang, angkatan kerja Iran mencapai 30,5 juta personel. Pedagang yang berhubungan dengan kemiliteran mencapai 739 orang.
Cakupan jalan di Iran mencapai 172,927 km, jalur rel kereta api sepanjang 8,442 km, dengan 3 terminal utama dan 319 bandara.
Setiap tahunnya, Iran menggelontorkan dana sebesar 6,3 miliar dolar AS untuk militer, yang sebagian diperoleh dari hutang luar negeri sebesar 7,995 miliar. Iran memiliki cadangan devisa emas setara dengan 120,6 miliar dolar AS.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora